Network
JURNAL SOREANG-Uni Eropa pada hari Rabu mengedarkan resolusi yang akan dipilih oleh PBB.
Majelis Umum pada malam peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina, menyerukan penghentian permusuhan dan perdamaian yang menjamin "kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas wilayah" Ukraina.
Tidak ada hak veto di badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu, sehingga resolusi tersebut pasti akan diadopsi pada akhir sesi khusus darurat tingkat tinggi majelis pada 1 Februari 2023. Tapi pertanyaan besarnya adalah berapa banyak suara "ya" yang akan didapat.
Untuk menandai peringatan tersebut, Ukraina meminta UE untuk menyusun resolusi dan berkonsultasi ke Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Update! Perang di Ukraina Menjadi Agenda pada Pertemuan NATO Pas Setahun Invasi Rusia, Siap Kirim Jet Tempur?
Tujuanya untuk menggalang dukungan kuat dari masyarakat internasional untuk perdamaian di Ukraina sejalan dengan U.N. Piagam, kata seorang diplomat UE yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Piagam tersebut menyerukan penyelesaian perselisihan secara damai dan menyatakan bahwa semua negara harus menahan diri "dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun."
Majelis Umum menjadi keputusan PBB yang paling penting. Badan yang berurusan dengan Ukraina karena Dewan Keamanan, yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan internasional, lumpuh akibat hak veto Rusia.
Baca Juga: UPDATE! Perang Rusia dengan Ukraina : Rusia Terus Menyerang Ukraina di Tengah Dorongan Kuat di Timur.
Sementara lima resolusi majelis sebelumnya tentang Ukraina tidak mengikat secara hukum , sebagaimana resolusi dewan mereka penting sebagai cerminan opini dunia.
