Ini Dia Orangnya! Sosok yang Mengubah Kota Las Vegas Amerika Serikat Menjadi Kota Dosa, Seperti Apa Kisahnya?

13 Desember 2021, 18:35 WIB
Ini Dia Orangnya! Sosok yang Mengubah Kota Las Vegas Amerika Serikat Menjadi Kota Dosa, Seperti Apa Kisahnya? /Rizky Tri Sulistiawan /Instagram @inspecthistory

JURNAL SOREANG - Nama Las Vegas pasti sudah tidak asing lagi, kota yang berada di Nevada, Amerika Serikat ini disebut sebagai kota dosa.

Kota Las Vegas memiliki reputasi sebagai kota dosa karena judi, maksiat yang gemerlap dengan lampu-lampu dari hotel, dan juga kasino di dalamnya.

Berkembangnya Las Vegas sebagai kota yang sangat dipandang ini tak bisa dilepaskan dari nama gangster Yahudi bernama Benjamin ‘Bugsy’ Siegel.

Baca Juga: Tak Disangka! Disebut Raja Paling Miskin di Dunia, Ternyata Begini Kelakuannya

Berkatnya kejeliannya, dia bisa mengubah gurun pasir tandus menjadi Sin City atau ‘Kota Penuh Dosa’ yang hingga kini terkenal sebagai kota yang tak pernah tidur.

Bugsy lahir di Williamsburg, Brooklyn pada 28 Februari 1906 dari keluarga Yahudi Ashkenazi.

Bugsy tumbuh di lingkungan yang amat keras sehingga ia sudah terlibat aksi kejahatan seperti pemalakan dan pemerasan sejak usia 10 tahun.

Ia sebelumnya merupakan kriminal kelas teri, sebelum dirinya betemu dengan Meyer Lansky pada tahun 1918 yang membawanya ke dunia gangster.

Baca Juga: Raja Jiplak se Dunia! Kota Besar di Dunia Berhasil Ditiru Tiongkok, Kota Mana Saja?

Mereka kemudian membentuk kelompok gangster Bugs and Meyer Mobs yang menguasai wilayah timur New York.

Kelompok ini meraup keuntungan besar pada masa prohibitian ketika menjual miras oplosan.

Julukan ‘Bugsy’ didapat karena sifatnya yang temperamen dan agresif seperti kutu kasur (bedbug).

Aksi Bugsy di New York sudah terendus oleh kepolisian sehingga Lansky, yang baru menjalankan bisnis kasino mengirim Bugsy untuk mengembangkan bisnisnya di California.

Baca Juga: 9 Ratu Cantik dan Berpengaruh di Dunia, Diantaranya Gak Ada Akhlak Suka Bungkus Gadis

Tak hanya itu, Bugsy juga sekaligus bertugas untuk melindunginya dan memperluas jaringan sindikat New York pada tahun 1936.

Disana, Bugsy bersama rekannya Mickey Cohen membuka rumah-rumah judi serta mengkonsolidasi binsi haram lainnya, seperti narkoba dan prostitusi.

Ia memperluas pegaulannya dengan aktor, produse, dan sutradara Hollywood.

Bugsy menikmati kehidupan yang glamor, bahkan mampu membeli rumah di lingkungan elit, Beverly Hills.

Baca Juga: 5 Tradisi Ekstrem di Indonesia yang Bikin Ngilu, Ada Potong Jari hingga Disayat dan Ditusuk Senjata Tajam

Disana, ia mengasah insting bisnisnya dengan salah satunya menjual alat peledak bernama atamite pada Mussolini dan memulai sindikat perjudian serta pemerasan.

Perjumpaan awal Bugsy dengan Las Vegas terjadi pada tahun 1945, ketika ia melihat potensi kota kecil ditengah padang pasir sebagai perjudian bagi orang-orang berduit.

Ia memulai visinya di Las Vegas dengan membeli sebuah Hotel kecil bernama Flamingo yang kemudian disulap sebagai resort dan kasino mewah.

Aca pembukaan Hotel Flamino dihadiri oleh banyak selebritis papan atas Hollywood pada masanya, seperti Vivian Blaine dan Charles Coburn.

Baca Juga: Ampun! 6 Syarat Paling Aneh di Dunia, Jika Jadi Istri Raja atau Pemimpin Korea Utara

Apa yang dilakukan Bugsy dianggap sebagai langkah awal yang mengubah Las Vegas menjadi ‘Sin City’ seperti sekarang.

Namun, karena ketidakcakapan Bugsy dalam mengatur keuangan, membuat biaya pembangunan dan operasional hotel membengkak.

Hal itu membuat para bos mafia di New York menjadi sangat marah.

Kemudian, Rapat komisi mafia diselenggarkan di Havana, Kuba pada 22 Desember 1946 dengan salah satu agendanya membahas masalah Bugsy.

Baca Juga: Hati-Hati, Jangan Pernah Menyimpan Barang-Barang Ini, Konon Menjadi Tempat Berlindung Para Hantu

Meyer Lansky berusaha meyakinkan para anggota komisi untuk bersabar kepada Bugsy.

Benar saja, baru dua minggu dibuka, Hotel dan Kasino Flamino sudah mencapai kerugian sebesar USD275 ribu.

Kerugian itu terpaksa menutup operasinya Hotel dan Kasino Flamingo pada Januari 1947.

Hotel itu dibuka kembali setelah Lansky turun tangan pada bulan Maret 1947 dan mulai memperoleh keuntungan.

Baca Juga: Cantiknya! Wanita Ini Bikin Kim Jong Un Raja atau Penguasa Korea Utara Klepek-klepek

Malam hari pada 20 Juni 1947, bunyi tembakan datang dari rumah kekasiih Bugsy, Virginia Hill, di Beverly Hills.

Bugsy ditemukan tewas bersimbah darah dengan dua luka tembak di kepalanya.

Sampai saat ini, tidak diketahui siapa yang membunuh Bugsy atau dalang dibaliknya, meskipun teori bahwa ‘The Commision’ berada dibalik semua ini.

Meyer Lansky yang menjadi kolema Bugsy dicurigai sebagai otak dibalik pembunuhannya karena uang yang diinvestasikan Lansky di Flamingo tak berkembang.

Baca Juga: Seperti Adelle Odelia, Putri Bos Bali United, 3 Wanita Ini Pintar Atur Klub Bola, Salah Satunya Dari Thailand

Dalam budaya populer, Karakter Moe Greene pada film Godfather terinspirasi dari Bugsy Siegel.***

Editor: Rustandi

Sumber: Instagram @inspecthistory

Tags

Terkini

Terpopuler