Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 23

- 16 April 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 23/Pexels
Ilustrasi Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir Saat Tuhan Sedang Tersenyum, Bagian 23/Pexels /

JURNAL SOREANG - Kehadiran Orang Baru

Aku mendengar kabar bahwa adikku akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Aku tetap berdoa, memohon ampun pada-Nya.

“Oh Tuhan, aku benar-benar takut akan dosaku.”
Laman aku berderai air mata, datanglah Sang Malaikat Pelindung yang menemuiku agar aku tak larut dalam kesedihan.

“Nak, jangan sedih. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Asal kau masih mau insyaf atas apa yang telah diperbuat, Tuhan masih mau mendengarkan.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar jadi Piala Dunia Termahal dan Paling Mematikan dalam Sejarahnya, Ko Bisa? Ini Faktanya

“Oh, Malaikat Pelindung, aku benar-benar tak merasa nyaman. Kejadian ini sangat memukulku.

“Ambil hikmah saja, Nak. Setiap kejadian selalu ada sisi baiknya.”
“Ya, kau benar. Seorang Anak Human Angel tak boleh sedih berlebihan, agar aura jiwaku tidak dikuasai para pemakan energi negatif yang membuat aura positif memudar.”

“Kalau begitu, sekarang kembalilah seperti sedia kala. Jangan memikirkannya terlalu berlebihan. Segala yang berlebihan itu tidak baik.”

Baca Juga: 2 Pertandingan Kuda Hitam Terkuat di Piala Dunia 2022 Qatar yang Paling Ditunggu

Halaman:

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x