Di Indonesia sendiri, kita menyebutnya dengan perayaan Cap Go Meh. Secara harfiah, nama ini berasal dari dialek Hokkian cap berarti 10, go berarti 5, dan meh berarti malam.
- Bisa Melanggar hal yang Dianggap Tabu
Dalam 15 hari merayakan Imlek, orang Tionghoa harus menjaga diri untuk tidak melakukan hal tabu. Misalnya berkata kotor, membeli buku, membeli sepatu, menangis,menjahit, makan bubur, dan sebagainya.
Bukan tanpa alasan beberapa hal tersebut dilarang. Misalnya makan bubur yang dianggap menghalangi rezeki dan mendatangkan kemiskinan.
Terakhir, menangis dilarang karena melambangkan kesedihan dan hukuman. Hal ini perlu dihindari, khususnya anak-anak. Mereka harus benar-benar menjaga perilakunya supaya tidak membuat seseorang menangis.
- Singkawang Jadi Pusat Perayaan Cap Go Meh di Indonesia
Di Tiongkok, perayan Cap Go Meh terdapat parade lampion yang sangat indah dan menawan. Di Indonesia memang ada, tapi tidak semeriah di sana. Namun, kita masih bisa melihat perayaan Cap Go Meh terbaik versi Indonesia di Singkawang, Kalimantan Barat.
Pawai Tatung menjadi tujuan wisatawan berbondong-bondong hadir di Singkawang. Tatung merupakan orang-orang pilihan yang dimasuki roh baik.
Kemudian, mereka akan berkeliling sambil melukai badannya sendiri. Hal ini merupakan ritual untuk tolak bala dan mengusir roh jahat.
Selain pawai Tatung, ada pula replika naga, barongsai, dan festival lampion di dalamnya.***