Stigma Pada Seseorang Dengan ODHIV Dalam Sebuah Film

28 Februari 2023, 07:09 WIB
Ilustrasi Stigma Pada Seseorang Dengan ODHIV. /Mohamad Hasan/Pixabay/

JURNAL SOREANG - ODHIV atau orang dengan HIV seringkali menjalani hidup yang dipenuhi dengan tantangan.

Karena menjadi ODHIV ternyata sangat tidak mudah hal ini terjadi lantaran masih banyaknya stigma terhadap pengidapnya. Alih-alih mendukung namun masih banyak masyarakat yang menjauhinya.

Ada sebuah film yang menceritakan bagaimana beratnya hidup sebagai ODHIV yaitu film “Nada Untuk Asa” yang dirilis pada sekitar tahun 2015.

Baca Juga: Petani Milenal: Cek Kabupaten Mana Dengan Petani Milenial Terbanyak!

Secara lebih jelas fim ini menjelaskan mengenai sulitnya kehidupan seorang ibu dan seorang anak karena terkena HIV dari salah satu keluarganya.

<p><iframe width="300" height="150" data-class="ads-script" data-type="ads-script"><br /><!--<br /><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4552716111294309" crossorigin="anonymous"></script><ins class="adsbygoogle"<br />style="display:block; text-align:center;"<br />data-ad-layout="in-article"<br />data-ad-format="fluid"<br />data-ad-client="ca-pub-4552716111294309"<br />data-ad-slot="8990094815"></ins><script>(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});</script><br />--><br /></iframe></p>

Ternyata film ini pun bukan fiksi belaka namun didasarkan pada kisah nyata yakni kisah seorang Yurike Ferdinandus yang tertular HIV dari almarhum suaminya kala itu.

Tentu hal ini menggambarkan bahwa masih banyak diskriminasi yang didaptkan oleh ODHIV dari masyarakat.

Baca Juga: Fakta Shio Kerbau yang Tidak Banyak Orang Tahu, Ternyata ini Ramalan Menurut Astrologi China

Contoh nyatanya yaitu seperti menghindar sentuhan terhadap fisik, tidak menginginkan lingkungannya dihadiri oleh ODHIV dan masih banyak lainnya.

Padahal hal ini telah puluhan kali dijelaskan bahwa penularan HIV tidak sesederhana itu. Namun masyarakat sendiri tidak semua yang mengetahui serta menyadarinya.

Film Nada Untuk Asa pun menjadi gambaran nyata dan menjadi edukasi juga bagi masyarakat bahwa HIV tidak tertular dengan mudah dan jika stigma tersebut tetap ada maka akan membuat ODHIV akan menjadi sulit dalam melakukan aktivitas sosialnya. Maka dari itu dilain kaca mata film ini pun hadir juga sebagai edukasi.

Baca Juga: Usai Kalah dari Barito Putera, Persib Bandung Fokus pada 8 Laga Selanjutnya, Begini Respon Achmad Jufriyanto

Karena hanya dukunganlah yang diperlukan oleh ODHIV maka masyarakat mulai sekarang perlu menyadari hal ini bahwa seseorang dengan HIV pun tentu layak untuk berada ditengah-tengah masyarakat.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: instagram @pkbijawabarat

Tags

Terkini

Terpopuler