JURNAL SOREANG –Digunakan oleh aparat saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, inilah efek gas air mata bagi tubuh manusia menurut penjelasan dokter.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu menjadi sejarah kelam bagi dunia persepakbolaan di Indonesia.
Dibalik duka yang mendalam, ada satu hal yang menjadi sorotan berbagai pihak, yakni penggunaan gas air mata oleh aparat untuk mengurai massa pada tragedi Kanjuruhan itu.
Banyak pihak yang menyayangkan penggunaan gas air mata oleh aparat saat insiden Kanjuruhan di Malang yang menewaskan hampir 200 jiwa tersebut.
Pasalnya FIFA telah melarang penggunaan gas air mata di stadion, di mana larangan itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation.
Insiden Kanjuruhan tersebut terjadi seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang akhirnya dimenangkan oleh tim tamu Persebaya dengan skor akhir 2-3.
Berawal dari kekalahan tim tuan rumah, supporter Arema kemudian menyerbu ke tengah lapangan saat akhir pertandingan tersebut.
Banyaknya massa yang menyerbu dengan jumlah aparat yang tak sebanding membuat gas air mata ditembakkan untuk menghalau mereka.
Tembakan gas air mata tersebut kemudian membuat supporter lari kocar kacir, panik, dan terinjak-injak satu sama lain yang akhirnya menimbulkan ratusan korban jiwa.
Baca Juga: Bahaya Gas Air Mata Terhadap Mata dan Kulit Manusia ini Jarang Diketahui, Berikut Dampak Buruknya
Lalu apa yang sebenarnya terjadi saat gas air mata ditembakkan hingga membuat mereka panik berlarian menghindarinya?
Menurut keterangan dr. Adam Prabata dalam akun Instagramnya @adamprabata, gas air mata mengandung zat kimia seperti chloroacetophenone atau chlorobenzylidenemalononitrile.
Di mana zat-zat tersebut dapat mengiritasi beberapa bagian tubuh seperti mata, kulit, dan saluran pernapasan.
Efek yang bisa terjadi jika gas air mata mengenai mata di antaranya, mata memerah, keluar banyak air mata, pandangan kabur, dan muncul sensasi rasa seperti terbakar.
Jika gas air mata mengenai hidung maka akan menyebabkan pembengkakan, meler, juga terasa sensasi terbakar.
Sedangkan saat gas air mata tersebut masuk hingga ke saluran pernapasan, gejala yang akan timbul di antaranya seperti batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.
Hal ini bisa sangat berbahaya bagi orang-orang yang sebelumnya memang telah memiliki masalah kesehatan dalam saluran pernapasannya seperti asma atau PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Pasalnya jika penderita asma dan PPOK terkena gas air mata, maka hal itu akan menimbulkan gejala yang sangat berat, bahkan bisa terjadi gagal napas.
Begitu pula yang akan terjadi pada anak-anak, efeknya bisa lebih berat lagi dari yang dirasakan oleh orang dewasa, hingga akan menimbulkan efek dalam jangka panjang.***