Hormon Bahagia Disebut Menjadi Salah Satu Tersangka Penyebab Diabetes, Kok Bisa?

- 27 September 2022, 14:21 WIB
Ilustrasi. Hormon Bahagia Menjadi Salah Satu Tersangka Penyebab Diabetes, Kok Bisa? / Unsplash / Diabetesmagazijn
Ilustrasi. Hormon Bahagia Menjadi Salah Satu Tersangka Penyebab Diabetes, Kok Bisa? / Unsplash / Diabetesmagazijn /

JURNAL SOREANG - Penyebab dari timbulnya penyakit degeneratif pada generasi muda masih terus diteliti dan dikembangkan.

Belakangan salah satu hormon yang dikenal sebagai 'hormon bahagia' atau dopamin disebut menjadi salah satu tersangka yang berkaitan dengan diabetes.

Dopamin sendiri disebut membantu mempromosikan perasaan positif, termasuk kebahagiaan dan kesenangan.

Baca Juga: Pernah Merasakan Seperti Sakit Perut dan Merasa Buncit Tiba-tiba! Jangan Sepelekan Begini Penjelasam Medisnya

Tetapi jika temuan studi terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, dapat dipercaya, sektor kesenangan otak memiliki hubungan terintegrasi dengan jam biologis manusia.

Dengan demikian, makanan berkalori tinggi yang membuat Anda bahagia dan puas dapat mengganggu jadwal rutin Anda. Akibatnya, kelebihan berat badan dan obesitas adalah paksaan.

Selain itu, Anda bisa rentan terhadap diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan bahkan kanker karena kebiasaan makan yang buruk.

Baca Juga: Daftar 4 Tim yang Lolos Semifinal UEFA Nations League Grup A, Portugal dan Spanyol Perebutkan 1 Tiket Terakhir

Menurut penelitian tersebut, pola makan di Amerika Serikat telah memburuk dalam 50 tahun terakhir.

"Dengan makanan olahan tinggi yang tersedia dengan mudah dan murah kapan saja, siang atau malam," kata Ali Guler, seorang profesor biologi di University of Virginia.

"Banyak dari makanan ini tinggi gula, karbohidrat, dan kalori, yang membuat diet tidak sehat jika dikonsumsi secara teratur selama bertahun-tahun."

Baca Juga: Penyakit Diabetes Sebabkan Gagal Fungsi Ginjal? Begini Penjelasan Ahli Medis

Para peneliti studi mengungkapkan bahwa bagian otak kita yang mengeluarkan dopamin dan bagian lain yang menentukan jam manusia disinkronkan.

"Kami telah menunjukkan bahwa pensinyalan dopamin di otak mengatur biologi sirkadian dan mengarah pada konsumsi makanan padat energi di antara waktu makan dan selama jam-jam ganjil," ungkap Guler.

Editor: Caca Kartiwa

Sumber: Healthshots


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x