Mengenal Berbagai Jenis Alergi Sperma dalam Hubungan Intim, Bagaimana Tandanya Jika Kita Mengalami Hal Itu?

- 13 September 2022, 16:01 WIB
Ilustrasi alergi sperma. Unsplash/Deon Black
Ilustrasi alergi sperma. Unsplash/Deon Black /

JURNAL SOREANG - Air mani dan sperma pria memiliki kandungan protein di dalamnya, itulah mengapa ada asumsi bahwa tidak apa-apa menelannya saat hubungan intim.

Meski sebenarnya hal itu masih pro dan kontra, tetapi sperma yang baik memang bisa menghasilkan manfaat kesehatan dalam hubungan intim.

Selain menjadi fungsi reproduksi utama, sperma juga bahkan konon mampu menjadi antidepresan bagi wanita.

Baca Juga: Penderita Asam Urat Harus Tahu, 2 Jenis Ikan yang Murah dan Aman Dikonsumsi, Apa Saja?

Akan tetapi terlepas dari semua itu, beberapa orang, baik pria maupun wanita diketahui alergi terhadap protein yang ada dalam air mani atau sperma.

Dikutip dari News Medical, alergi terhadap cairan sperma ini disebut dengan istilah hipersensitivitas plasma mani manusia.

Alergi terhadap enzim, protein, atau bahan kimia tertentu berarti sistem kekebalan seseorang bereaksi berlebihan setiap kali bertemu dengan protein atau bahan kimia itu.

Baca Juga: Ingin Punya Anak Laki – laki? Ketahui 4 Tips Hubungan Intim Agar Jadi Bayi Laki - laki

Gejala alergi mungkin terlokalisasi di mana bahan kimia atau protein telah bersentuhan dengan tubuh atau mungkin lebih luas atau sistemik.

Alergi sistemik berarti mungkin ada reaksi seluruh tubuh secara umum saat terpapar bahan kimia.

Terdapat dua jenis alergi sperma yang diketahui oleh medis:

1. Alergi air mani lokal

Pada individu dengan alergi lokal terhadap air mani, ada gatal di sekitar area Miss V pada wanita yang mengalami alergi.

Baca Juga: Ingin Tetap Nikmati Hubungan Intim dengan Suami? Istri Wajib Hindari 5 Penyebab Umum Infeksi Jamur Miss V Ini

Atau bisa juga gatal pada Mr P jika pria mengalami alergi terhadap air maninya sendiri.

Miss V atau Mr P (tergantung kasusnya) terasa gatal, merah, bengkak dan melepuh dalam waktu 30 menit setelah kontak dengan air mani setelah ejakulasi.

2. Alergi air mani umum

Alergi juga mungkin lebih umum. Hal ini menyebabkan gatal-gatal di seluruh tubuh. Beberapa pasien mungkin mengalami penyakit seperti flu setelah orgasme yang disebut sindrom penyakit pasca-orgasme atau POIS.

Baca Juga: Gila! 5 Tradisi Hubungan Intim Paling Aneh di Dunia, Salah Satunya Wajib Bercinta Dalam Lumpur Bercampur Darah

Gejalanya meliputi demam, pilek, kelelahan, dan mata terbakar, yang dapat berlangsung hingga seminggu.

Alergi parah telah dilaporkan dalam beberapa kasus yang terisolasi. Ini termasuk reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa.

Jenis hipersensitivitas parah ini biasanya terlihat dengan alergen seperti selai kacang atau alergi penisilin.

Baca Juga: Macam-Macam Efek Kesehatan Sperma dalam Hubungan Intim, Benarkah di Antaranya Sebagai Antidepresan Wanita?

Orang yang terkena mengalami sesak napas, pembengkakan kotak suara atau laring dan tenggorokan tersedak saluran udara bersama dengan penurunan tekanan darah yang parah. Manajemen darurat segera diperlukan untuk menyelamatkan pasien.

Lalu bisakah kita melakukan tes untuk mengetahui kita mengalami alergi terhadap air mani?

Bagi wanita, metode pengujian yang paling umum adalah dengan menggunakan kondom pria selama hubungan intim.

Baca Juga: Ingin Punya Bayi Perempuan? Ketahui 3 Tips Hubungan Intim Ini Agar Jadi Bayi Perempuan

Jika gejala tidak terlihat dengan penggunaan kondom, maka alergi air mani memang terjadi pada wanita.

Untuk pria dengan alergi air mani, tes alergi tradisional termasuk tes alergi tusuk kulit direkomendasikan.

Kasus ringan tidak memerlukan pengobatan dan biasanya hilang pada paparan berulang.

Baca Juga: 4 Jenis Disfungsi Seksual yang Harus Dipahami Pasutri, Ketahui Sebabnya untuk Menjaga Kualitas Hubungan Intim

Dalam kasus yang parah bantuan dokter perlu dicari. Apalagi jika pasangan tersebut sedang berusaha untuk hamil.

Alergi sperma adalah penyebab kemandulan pada pasangan dan juga dapat menyebabkan keguguran dan keguguran dini.

Dalam kasus ini, teknologi reproduksi buatan yang mencakup pencucian sperma dan inseminasi buatan dapat digunakan.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: News Medical


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah