JURNAL SOREANG – Pasangan yang memakai kondom saat hubungan intim adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan.
Kondom sebagai metode untuk mencegah kehamilan saat hubungan intim, bagi pasangan suami istri yang ingin menunda biasa menggunakan kondom.
Menggunakan kondom saat hubungan intim pada dasarnya adalah alat kontrasepsi dan perlindungan dari infeksi menular seksual atau IMS.
Namun, dibalik semua manfaatnya kondom juga kondom juga dapat memberikan efek samping bagi pasangan suami istri.
Kondom bisa merugikan bagi kesehatan Anda yang memiliki beberapa efek buruk.
Berikut adalah beberapa efek samping kondom saat hubungan intim yang tidak pernah Anda ketahui menurut medis.
Baca Juga: Chelsea vs Salzburg di Grup E Liga Champions, Debut Pelatih Graham Potter Akan Sukses?
1. Alergi
Kebanyakan kondom terbuat dari lateks, cairan yang diperoleh dari pohon karet.
Penelitian American Academy of Allergy, Asma dan Imunologi mencatat bahwa beberapa orang mengalami respons alergi terhadap protein dalam karet.
Baca Juga: Memalukan! Ketua DPRD Lumajang Mundur Lantaran Tak Hafal Butir Pancasila di Depan Mahasiswa
Gejala alergi lateks dapat bervariasi dalam presentasi dan tingkat keparahan, mulai dari bersin, pilek, gatal-gatal, gatal atau kemerahan.
Hingga tanda dan gejala yang lebih parah, seperti mengi, bengkak, pusing, dan pusing
Dalam kasus tertentu, alergi lateks dapat memicu anafilaksis, suatu kondisi yang mengancam jiwa.
Sangat disarankan bagi orang yang memiliki alergi lateks untuk beralih ke kondom sintetis.
Namun, kemungkinan kondom robek selama tindakan tinggi dengan kondom ini dan mereka juga tidak kompatibel dengan sebagian besar pelumas Miss V.
2. Mendapatkan PMS lain
Kondom terbukti sangat efektif melawan HIV dan mengurangi risiko penyakit lain, seperti sifilis, klamidia, gonore, dan HPV.
Namun, kondom tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual yang dapat mempengaruhi lapisan luar kulit, seperti infeksi kudis dan moluskum kontagiosum.
Penelitian telah menemukan bahwa meskipun kondom dapat mengurangi risiko herpes genital.
Kondom tidak melindungi setiap bagian kulit di mana virus herpes dapat terlepas tanpa gejala dan ditularkan ke pasangan seksual wanita yang terinfeksi.
Selain itu zat yang bernama N-Nitrosamin dalam kondom dapat meningkatkan risiko penyakit kanker serviks pada wanita.
3. Resiko kehamilan
Kondom kebanyakan digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Namun, jika digunakan dengan benar, kondom hanya dapat menjamin perlindungan 98 persen dan jika digunakan dengan cara yang tidak tepat, 15 dari 100 wanita hamil.
Jadi jika Amenggunakan kondom untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, pastikan menggunakan kondom yang baru.
Baca Juga: 4 Cara Terbaik Mendekati Pasangan Saat Hubungan Intim Mulai Membosankan, Pasutri Cuss Praktikin!
Serta tahu cara menggunakannya dengan benar, kondom yang sudah melewati tanggal kadaluwarsa menjadi rapuh dan bisa pecah saat hubungan intim.***