Kurus atau Gemuk Lemak di Perut Buncit Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke dan Serangan Jantung

- 6 September 2022, 10:04 WIB
Obesitas atau Tidak Memiliki Lemak Perut Buncit Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke dan Serangan Jantung./Tangkap Layar Freepik
Obesitas atau Tidak Memiliki Lemak Perut Buncit Berisiko Lebih Tinggi Terkena Stroke dan Serangan Jantung./Tangkap Layar Freepik /

JURNAL SOREANG – Siapa sangka seseorang yang gemuk ataupun kurus yang memiliki lemak di perut buncit beresiko lebih tinggi terkena stroke dan serangan jantung.

Berbicara tentang distribusi lemak yang tidak normal dalam tubuh, seperti dalam kasus lemak di perut buncit penelitian menyatakan.

Lemak perut sangat buruk bagi jantung, bahkan pada orang yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca Juga: 7 Kiat Gaya Hidup Sederhana untuk Mengilangkan Perut Buncit dengan Mudah, Mari Cari Tahu Disini!

Sementara kelebihan lemak dalam tubuh menghadapkan seseorang pada cukup banyak risiko terkait kesehatan.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga dari semua orang yang berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke memiliki lemak perut buncit ekstra.

Para peneliti studi ini mempresentasikan data survei European Society of Cardiology (ESC) EUROASPIRE V di Kongres Dunia Kardiologi dan Kesehatan Kardiovaskular di Dubai.

Baca Juga: Selain Miss V Kering, 3 Efek Samping Pil KB Pada Hubungan Intim, Plus Solusi Agar Bercinta Tetap Puas

Studi dilakukan pada 2017-2018 di 78 praktik umum di 16 negara terutama Eropa.

Para peserta diidentifikasi secara retrospektif menggunakan catatan medis dan diundang untuk wawancara dan pemeriksaan klinis.

Pertanyaan diajukan tentang kebiasaan gaya hidup mereka seperti merokok, diet, aktivitas fisik, tekanan darah, lipid, dan diabetes.

Baca Juga: 6 Perubahan Pada Miss V Selama Menopause, No 3 Rutin Hubungan Intim Solusi Agar Tak Menyusut

Pengukuran meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, tekanan darah, kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan kadar gula darah.

Sebanyak 2.759 peserta diwawancarai dan diperiksa dengan menggunakan metode dan instrumen standar.

Hampir dua pertiga (64%) mengalami obesitas sentral (lingkar pinggang 88 cm atau lebih untuk wanita dan 102 cm atau lebih tinggi untuk pria).

Baca Juga: Kok Bisa Ya, SPBU Vivo Menjual BBM Lebih Murah Dari Milik Pertamina? Ternyata Ini Perbedaannya

Sekitar 37% kelebihan berat badan (indeks massa tubuh BMI 25 hingga 29,9 kg/m 2) dan 44% mengalami obesitas (BMI 30kg/m 2 atau lebih).

Hampir satu dari lima peserta (18%) adalah perokok dan hanya 36% yang mencapai tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan setidaknya 30 menit, lima kali per minggu.

Survei menunjukkan bahwa sebagian besar individu yang berisiko tinggi penyakit kardiovaskular,” kata Kornelia Kotseva, ketua Komite Pengarah EUROASPIRE dan rekan penulis studi.

Baca Juga: 5 Cara Membakar Lemak di Perut Buncit dalam Satu Hari, Bagi yang Ingin Langsing Silahkan Coba!

“Memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan tekanan darah yang tidak terkontrol, lipid dan diabetes,” tambah Kornelia Kotseva.

Ia melanjutkan, “Data ini memperjelas bahwa lebih banyak upaya harus dilakukan untuk meningkatkan pencegahan kardiovaskular,”

“Pada orang yang berisiko tinggi penyakit kardiovaskular. Analisis kami menyoroti perlunya sistem perawatan kesehatan untuk berinvestasi dalam pencegahan.”

Baca Juga: Minum Banyak Kopi Terbukti Buat Mr P Kuat dan Tahan Lama Saat Hubungan Intim, Kok Bisa?

Berbicara tentang distribusi lemak yang tidak normal dalam tubuh, seperti dalam kasus lemak perut buncit.

Penelitian tersebut menyatakan, “Lemak perut ini buruk bagi jantung, bahkan pada orang yang tidak kelebihan berat badan atau obesitas,”.***

Editor: Kamila Nurdalila

Sumber: The Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah