Mana yang Lebih Baik: Banyak Barang Sedikit Pilihan atau Banyak Pilihan Sedikit Barang? Simak Penjelasannya

- 20 Januari 2022, 19:21 WIB
Ilustrasi, Terlalu banyak pilihan ternyata menyebabkan penurunan daya beli.
Ilustrasi, Terlalu banyak pilihan ternyata menyebabkan penurunan daya beli. /Pexels/Anna Shvets

JURNAL SOREANG – Pernahkah anda berfikir bahwa anda sudah menciptakan banyak produk dan layanan sehingga bisa memenuhi setiap keinginan pelanggan, Tapi kenapa justru sedikit yang laku?

Dulu kakek dan nenek kita tidak punya pilihan. Semuanya diputuskan oleh penjajah Belanda, bapak dan ibu kita lebih beruntung dari mereka.

Pilihan sudah terbuka mau berprofesi jadi apa, mau tinggal dimana bebas dan sekarang dan ras kita punya lebih banyak pilihan lagi mau kerja atau mau bisnis, ngantor atau di rumah, online atau offline.

Baca Juga: Cek Fakta! Indonesia Pernah Tampil Di Piala Dunia U-20 1979, Dan Tumbang di Tangan Argentina Dengan Skor Telak

Di setiap alternatif itu kita disajikan lebih banyak pilihan lagi apakah itu artinya kita jadi jauh lebih beruntung?

Ternyata tidak. Bahkan justru sebaliknya. Itulah yang disimpulkan oleh Barry Swatch dalam bukunya the paradox of toys way more is less.

Barry mengatakan bahwa bagi Kebanyakan orang keharusan untuk memilih satu dari banyak alternatif bisa membuat mereka merasa terbebani.

Semakin banyak pilihannya maka semakin besar bebannya. Hal ini menyebabkan mereka menyerah dan akhirnya memutuskan untuk tidak memilih sama sekali.

Baca Juga: 7 Weton yang Dianggap Disukai Malaikat Pembagi Rezeki, Cek Wetonmu Sekarang Juga!

Bisa jadi ini penyebab Kenapa saat ini muncul generasi galau. Mereka bingung mau ngapain.

Halaman:

Editor: Rustandi

Sumber: Youtube Psikologi Konsumen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah