Network
JURNAL SOREANG - Anak yang tumbuh dengan bahagia biasanya terlahir dari orang tua yang selalu hadir disetiap tumbuh kembangnya.
Orang tua yang utuh belum tentu membuat kebahagiaan bagi anak, hal tersebut disebabkan mereka yang tidak hadir dalam tumbuh kembang.
Maka, kehadiran dalam tumbuh kembang, setiap orang tua tidak pernah melewati masa-masa tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Tidak Mau Jadi Pelupa, Coba Konsumsi Makanan Ini Untuk Mencegahnya
Tidak hanya ibu saja yang kehadirannya dinantikan oleh anak, namun sang Ayah juga dituntut andil dalam tumbuh kembang Anak.
Ketidak Hadiran Ayah, akan membawa dampak tersendiri untuk masa tumbuh kembang anak.
Istilah Father Hunger atau lapar ayah dikenal juga dengan sebutan fatherless atau father deficit.
Father Hunger adalah ketidakhadiran sosok ayah, baik secara fisik ataupun secara psikologi dalam kehidupan anak.
Baca Juga: Waduh, Kebiasaan Minum Air Seperti Ini Bisa Merusak Ginjal, Jangan Dilakukan Lagi
Kondisi ini akan berpengaruh kepada tumbuh kembang anak, karakter, rasa percaya diri dan cara anak berealisasi ketika dewasa.
Father Hunger atau kehilangan sosok ayah pada keluarga ini tidak hanya disebabkan oleh kematian saja.
Seorang ayah yang masih hidup, bahkan hadir ditengah-tengah keluarganya, tetapi tidak menjalankan perannya dengan baik, juga termasuk kedalam istilah ini (Father Hunger).
Seperti yang kita ketahuii jika ayah merupakan sosok yang sangat istimewa, di dalam kekuatan terdapat kelembutan, di dalam ketegasannya terdapat kasih sayang yang tak terkira dan di dalam diamnya terdapat amarah, namun dibalik amarahnya terdapat cinta yang sangat besar.
Baca Juga: Poster Hujatan Hiasi Rumah, Teriakan Cemooh Warga Kampung Mengiringi Kepergian Suharto, Ini Pasalnya
Father Hunger ini membawa dampak yang mengakibatkan sang anak akan memiripkan dirinya dengan peran yang selama ini hadir dikehidupannya yakni Ibu.
Terlebih, seperti yang kita ketahui guru PAUD atau Taman Kanak-Kanak mayoritas perempuan. Ini kemudian menambah daftar figure perempuan untuk laki-laki.
Kebanyakan ayah cenderung kurang mengahabiskan waktu dengan anaknya atau hubungan dengan anak berjarak hanya dalam batas komunikasi saja.
Akhirnya anak hanya ingat dengan kata-kata “belajar”, “makan”, “tidur” dan lain-lain. Akan tetapi ayah tidak pernah menjadi contoh nyata, hal ini membuat anak cenderung bosan.
Baca Juga: Ini Kata Zaidul Akbar Soal Imun Turun Saat Musim Hujan
Adapun dampak lainnya seperti:
1. Kurang beradaptasi dengan lingkungan luar
2. Timbul rasa minder
3. Melenceng dari orientasi seksual
4. Kesullitan dalam belajar
5. Perasa/susah mengambil keputusan
Wahai ayah dan calon ayah kembalilah kerumah, Hadir dan bermainlah dengan anak-anakmu.
Anak-anakmu kelak tidak hanya membutuhkan uangmu, tetapi juga kehadiranmu.***
