Penderita Down Syndrome Makin Naik, Kini Jumlahnya 8 Juta, Apa Penyebabnya?

31 Maret 2024, 05:36 WIB
Setiap 21 Maret diperingati sebagai Hari Down Syndrome Sedunia./ Instagram @dr_hifive /

JURNAL SOREANG - Down Syndrome alias sindrom down adalah salah satu kelainan genetik yang paling umum terjadi. Sekitar 1 dari 800 bayi baru lahir diperkirakan mengalami kondisi ini.

Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, penyandang down syndrome mampu menjalani berbagai rutinitas harian secara mandiri, dengan kondisi sehat dan bahkan mampu berprestasi.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahun ada 3.000–5.000 bayi terlahir dengan kondisi Down Syndrome dengan perkiraan 1 kejadian Down Syndrome per 1.000–1.100 kelahiran di seluruh dunia.

WHO juga memperkirakan secara global saat ini terdapat kurang lebih 8 juta penderita Down Syndrome.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010–2018, kejadian Down Syndrome memiliki kecenderungan meningkat.

Baca Juga: Dorong Peduli pada Peserta Didik Down Syndrome, Kemendikbudristek Peringati Hari Down Syndrome dengan Cara Ini

Pada 2018, tercatat kelainan sejak lahir untuk anak berusia 24–59 bulan sebanyak 0,41% dan Down Syndrome dialami oleh 0,21% kelompok usia tersebut.

Down Syndrome terjadi ketika bayi dalam kandungan yang memiliki kelebihan kromosom.

Normalnya, manusia memiliki 46 kromosom di setiap selnya, 23 diwarisi dari ibu dan 23 lainnya diwarisi dari ayah.

 

Down Syndrome adalah kondisi genetik yang terjadi ketika seseorang memiliki tambahan salinan kromosom 21.

Bila biasanya manusia terdapat 46 kromosom, pada individu dengan Down Syndrome terdapat 47 kromosom.

Hal ini mengakibatkan perubahan atau abnormalitas yang memengaruhi perubahan fisik, perilaku maupun intelektual.

 

Down Syndrome merupakan kondisi seumur hidup. Anak-anak yang dilahirkan dengan Down Syndrome juga sering mengalami masalah pendengaran dan penglihatan.

Dikatakan, pertumbuhan yang terlambat dan masalah perilaku sering dilaporkan pada anak-anak dengan Down Syndrome.

Masalah perilaku ini dapat mencakup kesulitan memusatkan perhatian, perilaku obsesif/kompulsif, keras kepala, atau emosional.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler