JURNAL SOREANG - Dahulu, ada gelandang tengah asal Indonesia yang pernah menjadi sorotan media karena kehebatan dan kemampuannya saat membela timnas Indonesia U-19 era coach Indra Sjafri, yaitu Evan Dimas Darmono. Saat jayanya, ia berhasil mengalahkan pemain Korea Selatan yang saat ini bermain di Wolverhampton Wanderes, Hwang Hee-can.
Saat ini, pemain yang pernah mencetak hattrick ke gawang timnas Korea Selatan U 19 tahun itu mengalami penurunan performa. Apa yang terjadi dengan Evan Dimas?
Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube CERITA BOLA INDONESIA yang diupload pada 23 September 2023, pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah itu sedang dalam sorotan media karena performa yang menurun.
Hingga artikel ini dibuat, Evan Dimas hanya bermain sebanyak lima laga dari sebelas laga yang dijalani Arema FC, tim yang mengontrak Evan Dimas.
Sebagai perbandingan pada musim lalu, ia bermain sebanyak 2178 menit dengan dua gol dan satu assist.
Dalam sebuah konferensi pers, pelatih Arema FC yaitu Fernando Valente mengkritik cara bermain Evan Dimas.
Menurutnya Evan Dimas harus berpikir untuk bermain secara tim, bukan individu. Dengan bermain secara tim, Arema FC akan meraih kemenangan secara bersama.
Baca Juga: Indonesia Melangkah Bersama untuk Mewujudkan Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
Sebelumnya, Evan Dimas pernah mengalami cedera. Oleh karena itulah pelatih Arema FC tidak memainkannya agar cepat sembuh.
Seiring berjalannya waktu, penurunan performa Evan Dimas semakin terlihat. Coach Fernando Valente meminta agar Evan Dimas segera mempercepat proses pemulihan agar bisa kembali ke performa seperti semula.
Saat memainkan Evan Dimas saat uji coba saat jeda internasional, coach Fernando Valente tidak suka cara bermain Evan Dimas. Ketidakpercayaan coach Fernando Valente kepada Evan Dimas berpengaruh pada kariernya di timnas Indonesia.
Coach Shin Tae-yong tidak memilihnya pasca ajang AFF 2020. Ia menggantikan Evan Dimas dengan pemain muda yang performanya konsisten di timnya yang dibelanya.
Penurunan performanya sangat menarik perhatian pecinta sepak bola Indonesia. Padahal satu dekade yang lalu, nama Evan Dimas dikenal sebagai wonderkid yang menarik perhatian.
Ia mulai dikenal pada ajang AFF U-19 2013 yang membawa timnas Indonesia U-19 berhasil meraih gelar AFF U-19 untuk pertama kalinya. Evan Dimas membuat lima gol dalam ajang itu.
Namanya semakin dikenal ketika membela timnas Indonesia U-19 di Kualifikasi AFC U19 Asian Cup 2014. Meski lolos, Indonesia U-19 harus menempati juru kunci fase grup AFC U19 Asian Cup 2014 dengan kalah semua melawan Uni Emirat Arab, Australia, dan Uzbekistan.
Di Asian Games 2018, Evan Dimas berhasil membawa Indonesia menjadi juara grup A yang diisi oleh Chinese Taipei, Palestina, Laos, dan Hong Kong. Sayangnya, timnas Indonesia U-23 gugur di perempat final Asian Games 2018.
Setelah menjadi andalan timnas Indonesia di kelompok umur, akhirnya Evan Dimas diikutsertakan dalam skuad timnas Indonesia dalam ajang AFF 2014 yang diasuh oleh mendiang Alfred Riedl.
Gugur di fase grup, Indonesia bangkit kembali di AFF 2016. Evan Dimas kembali dipercaya oleh mendiang Alfred Riedl untuk lini tengah Indonesia. Meski mengantarkan Indonesia ke partai final, Indonesia masih kalah melawan Thailand.
Di era Luis Milla, Evan Dimas juga dipercaya untuk bermain bagi timnas Indonesia di AFF 2018. Sayangnya, Indonesia kembali gugur di fase grup.
Hingga awal era kepelatihan coach Shin Tae-yong, nama Evan Dimas tidak pernah absen dari pemanggilan untuk bermain bersama timnas Indonesia.
Lagi-lagi, Thailand kembali menjadi batu penghalang bagi timnas Indonesia untuk meraih gelar AFF untuk pertama kalinya di AFF 2020. ***