Apa yang dapat Menyebabkan Hilangnya Pendengaran pada Seseorang? Mari Simak Penjelasannya Berikut

17 September 2022, 16:44 WIB
caption: ilustrasi, beberapa hal dapat menyebabkan seseorang kehilangan pendengarannya/pexels// /

JURNAL SOREANG - Bisa mendengar adalah anugrah dari Sang Pencipta yang seringkali tidak disadari.

Dengan mendengar, seseorang dapat membedakan mana ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, teman pria, teman wanitanya dan lain-lain.

Seseorang yang terbiasa mendengar kemudian kehilangan pendengaran, pasti akan merasa cemas mengapa dan kenapa itu terjadi.

Tanpa indera pendengar, seseorang akan merasa kesulitan dalam menjalani aktivitas nya.

Baca Juga: Reaksi Dunia Mendengar Cristiano Ronaldo Bintang Piala Dunia Portugal Akan Pindah dari Manchester United

Lantas apa yang terjadi ketika pendengaran anda terganggu?

Gangguan pendengaran hadir saat lahir (bawaan) atau terjadi di kemudian hari (gangguan pendengaran karena sesuatu).

Perbedaan antara tuna rungu karena sesuatu dan bawaan hanya tentang waktu kapan munculnya gangguan pendengaran.

Menurut Journal of Pediatrics, 12,5% anak-anak antara usia 6 dan 19 tahun menderita gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone/bud yang diputar ke volume tinggi.

Baca Juga: Wow! Bikin Terharu, Ternyata Ini Alasan Dibalik Banyaknya Tindikan di Telinga Idol Kpop Wendy Red Velvet

Remaja sebenarnya rentan terhadap gangguan pendengaran karena terlalu sering mendengarkan musik dengan volume terlalu tinggi/keras.

Paparan suara bising dalam pekerjaan tertentu dari sumber seperti mesin konstruksi, alat berat, atau musik yang keras juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural permanen pada orang-orang dari segala usia.

Sumber kebisingan berlebih lainnya di antaranya penggunaan headphone musik, peralatan listrik rumah tangga, atau senjata api.

Baca Juga: Harus Tau! Berikut Hukum Menggunakan Obat Tetes Telinga Ketika Puasa di Bulan Ramadhan, Berikut Penjelasanya

Semakin bising suara dan semakin lama seseorang terpapar, semakin besar risiko ia mengalami gangguan pendengaran.

Tanda pertama dari gangguan pendengaran adalah kesulitan mendengar pembicaraan dengan jelas dalam situasi tertentu.

Misalnya, kesulitan dalam diskusi, mendengar dari jarak jauh seperti dalam rapat, atau mendengar di gedung-gedung besar di mana mungkin ada gema seperti di auditorium.

Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Allah Selalu Sebutkan Mata, Telinga dan Akal, Berikut Keterangan Ustaz Aam Amiruddin

Atau mungkin Anda tidak dapat membedakan kata-kata yang terdengar serupa atau mendengar suara bernada lebih tinggi, seperti suara anak-anak.

Penuaan adalah penyebab yang sangat umum dari gangguan pendengaran.

Mendeteksi dan mengobati gangguan pendengaran sejak dini adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.

Penelitian menunjukkan bahwa gangguan pendengaran yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi, yang paling umum adalah gangguan pendengaran yang kurang responsif.

Baca Juga: 5 Tradisi Pernikahan Unik di Palestina, Berjoged Hingga Pengantin Wanita Bersuara Memekakkan Telinga

Ada berbagai cara untuk menguji pendengaran tergantung pada usia dan jenis gangguan pendengaran.

Untuk menguji kondisi telinga tengah, biasanya dilakukan pengujian Impedansi.

Serangkaian tes juga perlu dilakukan oleh audiolog bersertifikat untuk menentukan tingkat gangguan pendengaran seseorang,

Berdasarkan derajat gangguan pendengarannya dapat diklasifikasikan sebagai.

Baca Juga: Apresiasi Permintaan Maaf Deddy Corbuzier, Hidayat Nur Wahid: Datangi Pesantren Jumpai Santri Tutup Telinga

Ringan: 25-40 dB HL
Sedang: 41-55 dB HL
Cukup Parah: 56-70 dB HL
Parah: 71-90 dB HL
Mendalam > 90 dB HL

Bayi dan anak kecil jelas tidak dapat mengatakan kapan mereka mendengar suara sehingga diperlukan metode khusus.

Prinsip pengujian pada anak dapat bervariasi untuk mendapatkan hasil yang paling akurat.

Ada juga tes tambahan yang membantu memeriksa seberapa baik telinga tengah dan otak bekerja di jalur pendengaran.

Baca Juga: Bukan Menghina, Ini Alasan Deddy Corbuzier Singgung Airpod Saat Komentari Santri Tutup Telinga

Uji emisi otoakustik: Mikrofon yang ditempatkan di telinga bayi mendeteksi suara di sekitar. Suara harus bergema di saluran telinga. Jika tidak ada gema, itu adalah tanda gangguan pendengaran.

Pengujian pada anak yang lebih besar dan orang dewasa menggunakan teknik yang disebut audiometri nada murni.

Ini menggunakan mesin yang disebut audiometer untuk memainkan serangkaian nada melalui headphone.

Nada bervariasi dalam nada (frekuensi, diukur dalam hertz) dan kenyaringan (intensitas, diukur dalam desibel).

Baca Juga: Minta Maaf: Deddy Corbuzier Tak Tahu Santri yang Tutup Telinga Ternyata Penghafal Al-Qur’an

Hasil tes diplot pada grafik khusus yang disebut Audiogram yang membantu menunjukkan pola gangguan pendengaran.

Disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkala, rehabilitasi pendengaran atau menggunakan alat bantu dengar.

Mendapatkan alat bantu dengar bukanlah keputusan yang dibuat dengan mudah dan Anda harus mengunjungi audiolog yang baik yang dapat membantu Anda memilih cara terbaik untuk membantu Anda mendengar lebih baik.***

Editor: Sarnapi

Sumber: thehealthsite.com

Tags

Terkini

Terpopuler