Sambut Perayaan Nyepi, Berikut Adalah Sejarah Singkat Ogoh Ogoh, Boneka Raksasa yang Akan Dibakar

2 Maret 2022, 15:55 WIB
Sambut Perayaan Nyepi, Berikut Adalah Sejarah Singkat Ogoh Ogoh, Boneka Raksasa yang Akan Dibakar /Tangkap Layar Instagram/@bgsbali/

JURNAL SOREANG - Ogoh-ogoh menjadi salah satu tradisi yang digelar menjelang Hari Raya Nyepi. Tradisi ini dilakukan beramai-ramai oleh umat Hindu, khususnya mereka yang berada di Pulau Dewata.

Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum hari raya Nyepi (ngerupukan) yang diiringi dengan gamelan Bali yang disebut Bleganjur, kemudian untuk dibakar.

Ogoh-ogoh merupakan replika perwujudan roh jahat atau Bhuta Kala dalam bentuk patung atau boneka besar. Boneka ini terbuat dari kertas, styrofoam, karet, dan bahan lainnya. Biasanya, boneka raksasa ini ditemukan dalam acara tertentu seperti Hari Raya Nyepi, upacara bersih desa, dan lainnya.

Baca Juga: Wajib Coba! Air Cucian Beras Bisa Dijadikan Pupuk? Simak Cara Pembuatannya

Sejumlah sumber mengatakan bahwa ogoh-ogoh berawal dari patung lelakut yang berfungsi mengusir burung yang memakan hasil tani di sawah. Namun, ada juga yang menyebut bahwa boneka tersebut merupakan bentuk kesenian Ndong-nding di wilayah Karangasem dan Gianyar Bali.

Dilansir dari  prokomsetda.bulelengkab.go.id, sejarah Ogoh-ogoh di Bali bermula pada 1983.

Pada tahun itu mulai dibuat wujud-wujud bhuta kala berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali. Ketika itu ada keputusan presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. 

 Baca Juga: Kim Tae Ri Membacakan Buku, Isinya Karya Sastra Semua

Semenjak itu masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut Ogoh-ogoh, di beberapa tempat di Denpasar. Budaya baru ini semakin menyebar ketika Ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.

Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. 

Dalam pandangan filsafat, kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. 

Baca Juga: 5 Striker dengan Tendangan Kaki Kidal Berbahaya, Lionel Messi yang Pertama, Nomor 3 Tidak Lolos Piala Dunia

Semua tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, Ada beberapa jenis Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh bhuta kala merupakan jenis Ogoh-ogoh yang memiliki ciri-ciri, ukuran tubuh besar dan tinggi, matanya besar melotot, mukanya tampak garang, mulut dan hidungnya besar dengan gigi besar mengkilap dan taringnya runcing, perutnya buncit, kuku panjang dan runcing, dan memiliki rambut yang gimbal dan berantakan.

Ogoh-ogoh itihasa merupakan jenis ogoh-ogoh yang dibuat berdasarkan cerita pewayangan Mahabarata dan Ramayana. Dari cerita-cerita tersebut anak muda mengekspresikan imajinasinya ke dalam bentuk Ogoh-ogoh. 

Baca Juga: Mnet Rilis Poster WJSN untuk Line Up Queendom 2, Bona dan Dawon Putuskan Tak Bergabung

Lalu Ogoh-ogoh kontemporer merupakan jenis ogoh-ogoh yang kisahnya diambil dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan sering dijadikan kritik sosial.

Menurut Cendekiawan Hindu, tradisi ogoh-ogoh adalah wujud keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dahsyat.

Kekuatan tersebut mencakup kekuatan bhuana agung (kekuatan alam raya) dan bhuana alit (kekuatan dalam diri manusia). Kedua kekuatan ini bisa digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia semakin indah.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler