Waspada! WHO Resmi Nyatakan Ada Varian Covid-19 Baru yang Perlu Kita Ketahui dan Perlu Diwaspadai, Apa Itu?

27 November 2021, 16:55 WIB
Ilustrasi penampakan jenis virus yang terdeksi mikroskop. /Ilham Maulana/Pixabay

JURNAL SOREANG - World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia menyatakan ada varian Covid-19 baru yang perlu diwaspadai.

Pada 26 November 2021, WHO resmi menetapkan varian baru Covid-19 B.1.1.529 yang memunculkan kenaikan kasus di Afrika Selatan.

Virus Covid-19 yang dinyatakan WHO itu sebagai variant of concern (VOC) yang baru dan dinamakan varian Omicron.

Baca Juga: Masjid Punya Kekuatan Besar untuk Berantas Bank Emok atau Rentenir, DMI Jabar Gandeng BJB

Penetapan ini menimbulkan kehebohan dan peningkatan kewaspadaan di berbagai belahan dunia.

Pada November 2021, beberapa negara merupakan tempat dan waktu varian Omicron pertama kali ditemukan.

Varian Covid-19 Omicron memiliki banyak mutasi, yaitu kurang lebih 50 mutas.

Dengan lebih dari 30 mutasi pada protein S atau bagian virus yang digunakan untuk menempel pada sel manusia yang akan diserang.

Baca Juga: Waduh! Nasib Tak Secantik Wajahnya, Putri Ayako Statusnya Dibuang dari Kerajaan Jepang

Varian Omicron sebabkan kenaikan kasus di Afrika Selatan dengan kecepatan yang sejauh ini nampak lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Penelitian awal menunjukkan bahwa varian Omicron meningkatkan risiko reinfeksi pada orang-orang yang sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya.

Namun hingga saat ini, varian Omicron belum terbukti lebih berisiko sebabkan pengidap perlu lakukan rawat inap atau lebih mematikan dibandingkan dengan varian lainnya.

Penelitian selanjutnya masih diperlukan untuk mengetahui apakah varian Omicron lebih berbahaya atau tidak.

Baca Juga: Ngeri! Berikut Anggota Keluarga Kerajaan yang Dicabut Statusnya, Nomor 4 dari Thailand

Mutasi pada varian Omicron berpotensi menurunkan kemampuan respon imun terhadap Covid-19.

Potensi ini dapat sebabkan penurunan kemampuan vaksin dan terapi antibodi.***

Editor: Rustandi

Sumber: WHO.Int

Tags

Terkini

Terpopuler