JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin menilai pemerintah belum cukup turun tangan pada penyelamatan kehidupan petani di masa pandemi covid-19 yang hingga saat ini masih berlangsung. Dua Bulan berturut-turut, Mei -Juni 2020 petani mengalami defisit yang di tunjukkan dari NTP (Nilai Tukar Petani) masih di bawah 100.
"Berdasarkan data BPS yang telah di rilis 1 Juli 2020 lalu, Nilai Tukar Petani (NTP) Juni 2020 yang mencapai angka mengindikasikan tertekannya daya beli dan kesejahteraan petani selama masa pandemi Covid-19," kata Andi Akmal dalam pernyataannya, Kamis, 8 Oktober 2020.
Hal ini menunjukkan program pemerintah terhadap petani masih belum berdampak terhadap kehidupan petani.
Baca Juga: Bohong, Tempat Wisata Pangandaran Tutup
"Petani mengalami defisit. Penerimaan tidak sebanding dengan pengeluaran pada usaha taninya. Ini perlu menjadi perhatian bersama, sehingga ada evaluasi, dimana efektifitas anggaran covid-19 yang besar itu," katanya.
Akmal menjelaskan, refocusing anggaran Kementerian Pertanian 2020 untuk penanganan Covid-19 sebesar 2,65 Triliun. Alokasi untuk ketersedian pangan (1,46 Triliun) dan Social Safety Net (1,15 Triliun).
"Angka-angka ini seharusnya sudah mampu memberi kontribusi terhadap perbaikan petani apabila pelaksanaannya sesuai prosedur dan ada uangnya bukan sekedar anggaran di atas kertas," katanya.
Baca Juga: Sawah Pendidikan Bisa Jadi Multifungsi untuk Edukasi dan Wisata