Pasar Tanah Abang Sepi karena Cara Belanja Konsumen Berubah

- 17 September 2023, 21:52 WIB
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui di RTH Kalijodo di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu 16 September 2023.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui di RTH Kalijodo di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu 16 September 2023. /Antara

JURNAL SOREANG - Sejumlah pedagang pasar tanah abang menuding perang harga yang ditawarkan melalui live streaming di platform media sosial membuat penjualan mereka berkurang signifikan.

Para pedagang juga telah menggunakan metode yang sama melalui live shopping, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan sepinya penjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena adanya perubahan cara berbelanja konsumen.

Baca Juga: KCJB, Solusi Transportasi Cepat dan Efisien: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Muncul sebagai Alternatif Terbaik

"Yang pertama itu mungkin adalah bagian dari perubahan konsumen untuk membeli sesuatu kan. Di sini sudah ada 'online' dan lain-lain, dan kita semua juga harus mencermati itu," kata Heru dikutip Jurnal Soreang dari antara, Minggu 17 September 2023.

Heru menilai bahwa konsumen sudah beralih dengan berbelanja secara daring (online shopping), ketimbang berbelanja ke pasar konvensional.

Fenomena itu, menurut dia, tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga konsumen di luar negeri yang lebih memilih belanja secara daring.

"Tidak hanya di sini aja kok. Di tempat lain, di luar negeri juga ada perubahan warga, konsumen membeli dengan konsep 'online'," katanya.

Baca Juga: Siswa SMP Asal Banjaran Bandung Jalan Kaki 15 KM Tiap Hari, Rajiv Spontan Lakukan Hal Ini

Heru pun menegaskan bahwa pemerintah dapat memberikan pelatihan digitalisasi kepada pedagang Pasar Tanah Abang agar penjualannya dapat meningkat.

Di sisi lain, para pedagang Tanah Abang mengaku perang harga yang ditawarkan melalui "live shopping" di sejumlah platform media sosial membuat penjualan berkurang signifikan.

Mereka juga berupaya mengikuti cara berjualan dengan cara yang sama, yakni melalui "live shopping", seperti yang dilakukan selebgram.

Baca Juga: 22 mahasiswa Indonesia terpilih ikuti SAKURA Program dan Low Carbon Program di Universitas Kitakyushu Jepang

Namun, hal tersebut juga tidak membuahkan hasil. Akibatnya, biaya operasional pedagang lebih tinggi daripada pemasukan sehingga berdampak pada pihak sekitar, seperti pegawai, porter hingga pedagang makanan di Tanah Abang yang turut menghadapi sepinya pembeli.***

Editor: Rustandi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x