Sementara itu, dolar AS dilaporkan melemah pada Rabu 25 Januari 2023 dengan indeks dolar yang mengukur greenback untuk enam mata uang lainnya, turun sebesar 0,27 persen menjadi 101,6440, menjadikan emas lebih menarik untuk pemegang mata uang asing lain.
Seorang analisis Pasar Kinesis Meney yakni Rupert Rowling memberi penjelasan, dalam sebuah catatan, "Pergerakan emas dipicu oleh perubahan sintemen dalam seberapa cepat Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya, bersama dengan melemahnya dolar AS," ujarnya, seperti jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com dari laman ANTARA yang diunggah 26 Januari 2023.
Baca Juga: Ekonomi Global Menghantui, E-Commerce Apa yang Unggul bagi Pengguna-Penjual?
"Emas akan membutuhkan katalis baru untuk mendorongnya lebih tinggi dari level tinggi yang sudah diperdagangkan." lanjutnya.
Selain itu, para analis pasar juga mencatat bahwa emas sudah menemukan dukungan di sekitar 1.920 dolar AS per ounce.
Sementara itu, investor sedang menunggu rilis data untuk produk domestik bruto pada Kamis waktu setempat, juga data inflasi utama untuk Jumat 27 Januari 2023 mendatang.
Baca Juga: Khawatir Resesi yang Diperkirakan Tahun 2023? Jangan Pesimistis, Ingat Presiden Instruksikan Ini!
Pihak Komite Pasar Terbuka Federal, diketahui akan menyelenggarakan sebuah pertemuan kebijakan moneter, dua hari yang bertepatan pada 31 Januari sampai dengan 1 Februari 2023 mendatang.
Untuk harga logam mulai lainnya, perak di pengiriman Maret naik sebesar 19,2 persen atau 0,81 persen, menjadi menetap pada 23,941 dolar AS per ounce.
Sedangkan platinum untuk pengiriman April merosot 20,60 dolar atau sebesar 1,94 persen menjadi ditutup pada 1.046,10 dolar AS per ounce.