Kelemahan UMKM di Indonesia Karena Belum Terapkan Akuntansi, Uang Pribadi dan Perusahaan Bercampur

- 26 Agustus 2022, 13:14 WIB
Proses produksi keripik pisang UMKM Liapik yang dapat bantuan alat dan pendampingan dari Universitas Widyatama
Proses produksi keripik pisang UMKM Liapik yang dapat bantuan alat dan pendampingan dari Universitas Widyatama /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Salah satu tujuan didirikan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)  adalah menumbuhkan dan membantu dalam mengembangkan kemampuan UMKM, agar usahanya bisa terlaksana dengan baik dan dapat dijalankan secara tangguh dan mandiri.

Namun dengan adanya pandemi Covid-19 sehingga banyak UMKM yang terkena dampaknya sehingga kesulitan dalam berusaha.

Selain itu, salah satu kelemahan UMKM di Indonesia adalah belum menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dalam bisnisnya sehingga kondisi usahanya kurang bisa diketahui.

Baca Juga: Peduli UMKM, Kemendikbudristek Tandatangani Perjanjian Sewa dengan 25 Pelaku Usaha Mikro dan Kecil

Masih banyak UMKM yang mencampuradukkan antara uang perusahaan dan uang milik pribadi.

Untuk itu, Universitas Widyatama Bandung melalui Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Modal Intelektual (LP2M) menggandeng Mitra Ai Apong (UMKM Keripik “Liapik”) dalam upaya pemahaman akuntansi serta meningkatkan produktivitas usaha keripik “Liapik” menuju UMKM Madani.

Menurut ketua pelaksana sekaligus Dosen PPAk dan Magister Akuntansi Universitas Widyatama Bandung, Dr. R. Ait Novatiani, SE, M.Si, Ak, CA, pihanya mengajak Mitra Ai Apong untuk membangun dan meningkatkan produktivitas usaha keripik.

Baca Juga: Komitmen Edukasi UMKM di 379 Kota, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes di Galuh Mas Karawang

"Caranya dengan melakukan program pembinaan dan pendampingan akuntansi agar UMKM berkembang baik," katanya.

Lebih jauh Dr. R. Ait Novatiani, SE, M.Si, Ak, CA menyampaikan, kunci sukses menuju UMKM Madani, salah satunnya adalah  pemahaman akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang wajar.

Program pembinaan dan pendampingan akuntansi pada pengusaha rumahan dalam sektor produksi makanan ringan (keripik) ini penting.

"Hal ini untuk lebih memahami proses akuntansi, peningkatan pengelolaan usaha serta akses pasar, khususnya terkait distribusi, pengepakan, dan peningkatan akses pembiayaan serta meningkatkan produktivitas usahanya," katanya.
Selain itu, juga untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Secara umum, SDM berkualitas mendukung unit bisnis yang memiliki badan usaha.

Baca Juga: UMKM Handycraft di Kabupaten Bandung Terimbas Pandemi

"Dengan demikian, penempatan moderenisasi UMKM dalam menunjang kegiatan usaha rumahan yang terkorporasi menjadi peluang meningkatkan akses usaha dan pembiayaan yang lebih baik," ujarnya.

Program pembinaan ini difokuskan pada UMKM sektor produksi makanan ringan (keripik) dan memberikan pemahaman akuntansi bagi peserta binaan untuk berperan dalam pemenuhan target pemerintah dan mencapai pengusaha yang madani.

"Harapannya pengusaha UMKM yang dibina memiliki wawasan baru khususnya akuntansi dalam menjalankan usahanya dan sebagai penggerak bagi warga sekitar untuk ikut menciptakan usaha dan lapangan pekerjaan baru," katanya.

Baca Juga: Bangkitkan UMKM Lewat Literasi Digital dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Pembinaan dan pendampingan pengusaha rumahan ini dilakukan oleh Tim Klaster dosen program studi PPAk dan Magister Akuntansi  Universitas Widyatama Bandung.

"Pembinaan dan pendampingan ini diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan para pengusaha rumahan," katanya.

Adapun kegiatan pada UMKM keripik “Liapik”  adalah membina secara langsung dalam proses akuntansi yang meliputi mencatat transaksi ke dalam pembukuan sederhana, melakukan posting ke buku besar, menyajikan Neraca saldo, dan menyajikan laporan keuangan sederhana," katanya.

Baca Juga: Bangkitkan UMKM Lewat Literasi Digital dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Selain melakukan program pembinaan akuntansi kepada UMKM keripik “Liapik”, Dosen PPAk dan Magister Akuntansi Universitas Widyatama Bandung memberikan bantuan berupa alat-alat produksi (Mesin Pengering Minyak).

"Dengan tujuan agar dapat meningkatkan produktivitas UMKM keripik “Liapik” sehingga dapat meningkatkan penjualannya," katanya.

Dalam penyerahan bantuan alat produksi (Mesin Pengering Minyak) kepada Mitra Ai Apong (UMKM Keripik “Liapik”) disaksikan oleh Kepala Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Nanang Suryana, para dosen PPAk dan Magister Akuntansi serta Ketua Program PPAk Universitas Widytama Bandung.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah