Network
JURNAL SOREANG- Naiknya bahan pangan minyak goreng kemasan dan kelangkaan minyak goreng curah di awal Ramadhan tahun ini tidak terlepas dari dua faktor.
Yakni, lemahnya pemerintah dihadapan para pengusaha dan pengusaha yang rakus ingin meraih keuntungan besar.
Hal itu dikatakan wakil rakyat asal Sukabumi, drh. Slamet. "Pemerintah mempunyai kewenangan tetapi tidak di gunakan untuk menekan para pengusaha dalam memainkan harga," kata Slamet, Rabu, 6 April 2022.
Baca Juga: Minyak Goreng Masih Bermasalah, Harus Ada Tekanan ke Pemerintah untuk Segera Atasi
Dia menambahkan, Stok minyak goreng menurut kementerian teknis cukup tetapi kenapa harganya naik.
"Rakusnya para pengusaha kita yang tidak mau berempati kepada kesusahan rakyat namun mereka hanya memikirkan keuntungan ekonominya saja. Sehingga keduanya ini sangat klop yakni lemahnya pemerintah dan rakusnya para pengusaha sehingga membuat harganya menaik," ujar Slamet yang juga ketua Perhimpunan Petani dan Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI).
Selain itu, tidak adanya tindakan pemberian sanksi kepada kementerian perdagangan yang sangat kasat mata telah gagal menjadi perpanjangan tangan presiden dalam mengantisipasi gejolak harga dan kecukupan pasokan pangan semakin menunjukkan lemahnya manajaerial pemerintah di tengah situasi yang tidak begitu kondusif.
Baca Juga: Lapor! Kapolri Minta Pedagang Aktif Menginformasikan Jika Distribusi Minyak Curah Terganggu
"Seharusnya presiden sudah me-resuffle Menteri perdagangan yang sudah gagal mengantisipasi kelangkaan bahan pangan pokok," tegas Slamet
