Network
JURNAL SOREANG – Pakar Kartu Kredit Roy Shakti membeberkan soal kisruh robot trading yang tengah terjadi di Tanah Air pada saat ini.
Mengenai robot trading tersebut Roy Shakti sampaikan kepada Vasco Ruseymi melalui kanal YouTube Macan Idealis.
Roy Shakti juga mengingatkan masyarakat bahwa pada saat ini Indonesia menghadapi kasus penipuan besar di antaranya yakni binary option dan robot trading.
Selanjutnya, Roy Shakti juga menjelaskan secara singkat mengenai binjary option dan robot trading tersebut.
“Yang terjadi sekarang ini adalah skema ponzi berkedok robot trading, jadi buat masyarakat anda harus bedakan hari ini saat ini tuh ada kejadian luar biasa yang berbeda. Tapi orang awam kelihatannya kayak satu,” kata Roy Shakti.
“Yang satu adalah binary option, itu adalah judi yang berkedok trading, yang kedua ini adalah kasus robot trading ini adalah skema ponzi yang berkedok robot trading ini meledak dalam waktu bersamaan,” katanya, melanjutkan.
Menurut Roy Shakti, kasus binary option dan robot trading sudah terjadi dari tiga tahun lalu.
“Ini udah mulai dari tiga tahun yang lalu, baru maslahnya akhir-akhir ini aja yang perlu dipahami adalah kejahatan berupa skema ponzi ini sebelum dia scam tidak ada satu korban pun makanya dia berkembang dengan cepat yang ada adalah testimonial,” katanya.
Roy Shakti mengaku bahwa dirimya sudah mendalami soal skema ponzi sejak 2012 lalu dan ia mengungkapkan skema ponzi akan berubah dengan bentuk yang berbeda.
“Dari awal-awal dia mulai kita tahu karena, saya mendalami penyakit skema ponzi ini dari tahun 2012 bahwa skema ponzi itu akan berubah dengan bentuk yang berbeda-beda,” katanya, dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Macan Idealis pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Perubahan skema ponzi yang saat ini terjadi, lanjutnya, yakni berkedok transaksi forex dio antaranya yakni robot trading.
“Perubahan yang terakhir ini seperti transaksi forex, seolah-olah ada robot ajaib yang bisa menghasilkan profit sebulan 10-20 persen gak pernah kalah karena robot, bayangan kita kayak transformer,” katanya.
“Ternyata yang gak sadar tuh uang kita masukin ke broker dan broker itu punyanya sendiri,” lanjutnya.
Sementara itu, kata Roy Shakti, pada awalnya member di robot trading akan dibuat seolah-olah menang. Hal itu juga sebagai marketing untuk menarik minat masyarakat agar dapat bergabung.
“Ketika menang-menang terus tujuannya untuk marketing menjadi besar, dan ketika sudah besar, sudah siap, gemuk. Habis itu disembelih kayak kasus Fahrenheit yang tiba-tiba diMC-kan,” ungkapnya.
Kemudian Roy Shakti menyinggung soal robot trading Fahrenheit yang diduga telah merugikan member hingga Rp5 triliun.
Diketahui abhwa dalam kasus robot trading Fahrenheit sudah ada lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka.***
