Fenomena Flexing Crazy Rich dan Kasus Binary Option, Ahli Ekonomi Rhenald Kasali: Ambil jadi Pelajaran Hidup

- 19 Maret 2022, 13:55 WIB
Potret Rhenald Kasali menjadi narasumber berbicara panjang lebar tentang fenomena flexing/Instagram @pikiranrakyat
Potret Rhenald Kasali menjadi narasumber berbicara panjang lebar tentang fenomena flexing/Instagram @pikiranrakyat /

JURNAL SOREANG - Viralnya fenomena flexing dan kasus binary option saat ini menjadi bukti bahwa kekayaan menjadi salah satu capaian ambisius setiap orang.

Karena dari kasus flexing dan binary option ini menandakan bahwa orang Indonesia teramat ingin menjadi kaya apapun caranya.

Hal ini dimanfaatkan oleh oknum yang menyelam di balik ambisi ini dengan menawarkan solusi untuk menjadi kaya dengan investasi saham binary option.

Baca Juga: Live Streaming Gratis Persib Bandung vs Persebaya Surabaya, Lanjutan Pekan ke-32 BRI Liga 1 2021-2022

Kepintaran mereka terbukti, setelah disuguhkan dengan flexing - flexing talent mereka lalu disodorkan solusi yang masalahnya sebenarnya oknum ini sendiri yang membuat.

Hal yang diungkap oleh Profesor Rhenald Kasali yang merupakan ahli ekonomi dan bisnis lulusan Universitas Illinois Urbana-Champaign Amerika Serikat.

Saat berkesempatan menjadi narasumber di live Instagram PRMN dirinya membahas panjang lebar tentang fenomena ini.

Baca Juga: Timnas Portugal Pasrah untuk Bisa Lolos ke Piala Dunia 2022, Andalkan Cristiano Ronaldo 'Bang Dodo'

Rhenald Kasali mengatakan bahwa setelah adanya fenomena flexing-flexing ini, kini masyarakat memiliki ambisi yang cukup tinggi untuk menjadi kaya.

Ada pula yang menjadi tidak terkontrol dan membuat hati, pikiran dan mental terganggu karena melihat flexing terus menerus sementara kehidupannya hanya seperti itu saja.

Oleh karena itu orang-orang khususnya anak muda sekarang dalam pikirannya adalah uang, atau bahasa mereka cuan, cuan, cuan.

Baca Juga: HOAKS: Komunitas Motor Ducati Jenguk Afiliator Doni Salmanan di Bareskrim, Dipuja dan Dibela oleh Fansnya

Rhenald Kasali juga mengomentari hal ini dan mengatakan jika orientasi pada cuan itu mencerminkan orang yang perhitungan.

"Cuan kata populer saat ini, emas dibentuk pakai api, manusia diuji dengan uang, dia membicarakan cuan terus karena otaknya sudah terkontaminasi, baru kerjakan sesuatu dia tidak konsisten karena uang," jelas Prof. Rhenald.

Contohnya dia mengungkapkan saat dirinya masih berpacaran, Rhenald mengajak istrinya ngedate di warung pinggir jalan untuk menguji pasangannya sebelum menikah apakah dia materialistis atau tidak.

Baca Juga: Sinopsis Film Parker Kisah Pencuri Profesional Jason Statham dan Jennifer Lopez Tayang di Trans TV Malam Ini

"Kalo kita perhitungan rasanya tuhan juga perhitungan sama saya," ucap Rhenald.

Rhenald Kasali juga mengungkapkan istilah anak muda jaman sekarang yang dinamakan healing sejatinya merupakan penyakit mental.

Hal ini bisa disebabkan oleh fenomena flexing yang membuat kebanyakan anak muda frustasi ingin berkehidupan seperti mereka, namun apa daya nasibnya tidak berpihak padanya.

"Arti kata Healing itu sebenarnya jika memiliki luka batin atau penyakit mental pada diri kita sendiri," ungkapnya.

Baca Juga: Dugaan Kesepakatan Barcelona Dengan Spotify Mencapai Rp1,1 Triliun Per Musim Selama 4 Tahun

"Orang yang butuh healing itu biasanya memiliki ciri suka marah tak terkendali, sensitif dan bicaranya tidak tertata," sambung Prof Rhenald Kasali.

Dirinya juga mengatakan bahwa flexing merupakan sarana promosi yang tetap tujuan akhirnya adalah menjual produk agar orang lain tertarik dan bisa menggunakan.

"Orang berjualan punya paket penawaran, setelah kita masukan dan membeli produknya maka mereka akan senang karena dapat uang kita," ucap Prof. Rhenald.

Pelajaran dari kasus dan fenomena ini adalah untuk melatih ketahanan mental.

"Pengalaman kerja pendek biasanya tidak disukai oleh perusahaan, karena ketahanan mentalnya kurang kuat, ungkapnya.

Baca Juga: Affiliator Ini Bongkar Kedok Indra Kenz dan Doni Salmanan, Bukan Kaya dari Hasil Trading Binary Option

Beranilah menghadapi berbagai situasi, harus punya kekuatan mental agar bisa bertahan dalam suatu kedudukan.

Dirinya juga mengatakan bahwa istilah passion pada kalangan mudah seharusnya disikapi dengan cermat.

Karena fenomena flexing dan kasus binary option menjadi cerminan salah dari passion yang tidak terkondisikan.

"Passion itu rela menghadapi serial kehidupan tanpa menyerah, contoh bikin buku bagus pengorbanan bikin buku itu tidak tidur sebulan, sakit, dan sulit istirahat," ungkap Prof Rhenald.

Baca Juga: Real Madrid Siap Membalas Dendam Pada Chelsea di Pertandingan Perempat Final Liga Champions

Orang passion itu tahan uji, tetap stay pada satu hal secara konsisten dengan menjalani kesulitannya sampai matang.

Cermatlah dalam melakukan sesuatu karena di masa akan datang akan ada masa dimana dunia ini semakin kejam.

"Netizen saling menguji satu sama lain,sehingga kita harus lebih tervalidasi untuk mencerna suatu kebenaran dan kita wajib jaga betul nama baik kita" pungkas Prof Rhenald.

Dirinya mengatakan kita harus banyak belajar walaupun secara akademis sudah selesai, dari suatu fenomena juga kita harus ambil pelajaran.

Agar kelak kita tidak menjadi salah satu orang yang berada pusaran orang gagal dan hancur karena sebuah fenomena.***

Editor: Handri

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x