JURNAL SOREANG- Jelang puasa Ramadhan, situasi kenaikan harga pangan yang satu per satu mulai merangkak sehingga seperti berjemaah.
Kondisi ini mendapat perhatian serius dari wakil rakyat asal Dapil Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin. Pasalnya, gejolak harga komoditas pangan strategis, seperti Tahu-tempe, Minyak Goreng, Daging, Cabai, Bawang, dan Daging Ayam terus terjadi tiap tahun, dan hingga kini seolah tidak memiliki solusi.
“Ini kondisi dunia memang tidak baik-baik saja. Ada efek berantai dari situasi dunia mulai dari dampak pandemi hingga konflik eropa yang yang melibatkan Rusia dan Ukraina," kata Andi Akmal.
Baca Juga: Harga Pangan dan Energi Naik Jelang Puasa, Harus Ada Satgas Khusus, Ini Maksudnya
Tapi dari sisi Sumber Daya Alam, negara kita Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai pengendali stok dan harga pangan. "Tapi ini sebaliknya, Indonesia terombang-ambing dengan situasi dunia yang sangat sensitif terhadap stok dan harga pangan”, kritis Akmal.
Politisi yang jug ketua Garda Pembela Keadilan ini menyarankan, agar pemerintah segera membuat rekomendasi penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang.
Menjelang Puasa dan Lebaran, solusi jangka pendek sangat penting segera diberikan agar pangan kita tetap terjangkau dan yang paling penting ada stoknya.
Baca Juga: Produksi Kedelai Kian Turun, Impor Terus Naik, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah
Akmal menambahkan, Solusi Jangka pendek selain operasi pasar, perlu pemerintah membuat aturan HET yang ketat yang merupakan subsidi harga untuk masyarakat tertentu dengan kemampuan daya beli rendah.