Impor Jagung Terus Meningkat, Padahal Produksi Petani Sudah Cukup, Ada Apa?

- 10 Maret 2022, 08:49 WIB
Impor Jagung Terus Meningkat, Padahal Produksi Petani Sudah Cukup, Ada Apa?
Impor Jagung Terus Meningkat, Padahal Produksi Petani Sudah Cukup, Ada Apa? / keem1201/Pixabay/

JURNAL SOREANG- Wakil rakyat  asal Pulau Sumbawa, NTB, Johan Rosihan,  menyesalkan peningkatan impor jagung pada tahun 2021 lalu yang mencapai 995,99 ribu ton yang berasal dari berbagai negara seperti Thailand sampai Argentina.

Adapun nilai impor jagung tercatat meningkat 72,2% dibandingkan tahun 2020, bahkan  lebih menyedihkan pada Januari 2022 lalu dilakukan impor jagung sebanyak 32,57 ribu ton.

"Padahal pemerintah selalu mengatakan bahwa produksi jagung nasional mengalami surplus, namun impor juga meningkat," kata Johan, Kamis 10 Maret 2022.

Baca Juga: Ternyata Jagung Memiliki Manfaat untuk Kesehatan Wajah dan Kulit, Ini Penjelasan Lengkapnya

Selanjutanya Johan menyampaikan berdasarkan data prognosa tahun 2021pada posisi Desember 2021 menunjukkan produksi jagung sebesar 17,02 juta ton dan produksi bersih mencapai 15,7 juta ton.

"Sementara itu kebutuhan jagung secara nasional hanya sebesar 13,43 juta ton, sehingga terdapat surplus jagung sebesar 2,8 juta ton. Tapi anehnya kebijakan impor jagung terus meningkat walaupun produksi cukup bahkan surplus," katanya.

Hal ini menunjukkan pembuat kebijakan tidak memiliki keberpihakan pada kaum petani jagung yang telah berusaha maksimal untuk produksi jagung.

Baca Juga: Jangan Buang Air Rebusan Jagung! dr. Zaidulakbar Bocorkan Manfaatnya

Politisi PKS ini berharap pemerintah segera menghentikan kegiatan impor jagung karena produksi dalam negeri sangat cukup.

"Saya minta pemerintah segera sadar bahwa kalau impor terus terjadi,  maka harga jagung dalam negeri akan anjlok.  Mohon untuk disadari demi melindungi dan membela para petani kita yang saat ini hidup sulit karena harga selalu jatuh saat panen, ”pinta Johan. 

Johan juga menekankan agar pemerintah memperbaiki tata niaga jagung yang selalu dikuasai oleh kartel atau perusahaan besar. Perusahaan yang sering memainkan stok dan harga jagung bahkan yang selalu mendorong agar impor terus meningkat demi meraup keuntungan yang sangat besar.

Baca Juga: Wow! Dari 6 Makanan Favorit di Malam Tahun Baru, Jagung Bakar Paling Top. Yuk Intip 5 makanan Lainnya

"Pemerintah harus mengerti bahwa impor jagung secara langsung akan menyebabkan harga jagung dalam negeri terjun bebas, dampaknya petani kita akan rugi dan merugikan perekonomian nasional” cetus Johan.

Pemerintah harus segera membuat kebijakan untuk lebih berpihak pada kepentingan petani dan bukan hanya kepentingan pengusaha.

"Keberpihakan pada petani jagung harus lebih konkret dengan cara menghentikan impor jagung karena tidak ada alasan untuk impor, produksi kita surplus dan kualitas jagung kita jauh lebih baik untuk industry olahan, pakan ternak dan usaha makanan lainnya,"  terang Johan.

Baca Juga: Harga Jagung Naik Sejak Juni 2021, Anggota Komisi VI Nilai Langkah Kemendag Lamban

Johan juga mengungkapkan bahwa sebetulnya  Indonesia memiliki kontribusi yang relatif tinggi terhadap produksi jagung dunia.

Hal ini karena didukung oleh luasan panen jagung yang cukup besar dan tersebar di berbagai provinsi sebagai sentra utama produksi jagung seperti di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan lain-lain.*** 

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler