Harga Pangan dan Energi Naik Jelang Puasa, Harus Ada Satgas Khusus, Ini Maksudnya

- 9 Maret 2022, 06:24 WIB
Seorang calon pembeli daging di Pasar Atas Kota Cimahi tengah memilih daging  sapi yang harganya mencapai Rp160 ribu perkilo.  Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2022 dipastikan stok daging sapi aman tapi harganya naik.
Seorang calon pembeli daging di Pasar Atas Kota Cimahi tengah memilih daging sapi yang harganya mencapai Rp160 ribu perkilo. Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2022 dipastikan stok daging sapi aman tapi harganya naik. /Portal Bandung Tmur/may nurohman/

Nevi menambahkan, Saat ini, harga komoditas energi dan sumber daya mineral, seperti minyak mentah, CPO, dan komoditas mineral seperti nikel dan batu bara sudah melonjak.

Harganya diperkirakan akan semakin melambung seiring pecahnya perang Rusia-Ukraina. Hal ini akan membuat permintaan dunia tinggi, sementara pasokan berkurang, sehingga inflasi akan meningkat, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Harga Daging Sapi dan Daging Ayam Broiler Cenderung Naik Jelang Lebaran, Ini Temuan Pemerintah

“Pemerintah harus memastikan stok kebutuhan pangan tercukupi untuk 6 bulan ke depan. Negara mesti dapat memanfaatkan penggunaan sumberdaya dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan dan bahan baku yang terkait dengan energi (seperti batubara untuk listrik), sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap impor”, tutur Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II ini mengingatkan bahwa Nilai impor minyak goreng negara ini sangat tinggi. Padahal kenyataan bahwa negara Indonesia produsen minyak goreng terbesar di Indonesia, tapi data menunjukkan pada tahun lalu importasi minyak goreng mencapai US$ 93,3 juta atau Rp 1,34 triliun (kurs Rp 14.408/US$).

"Nilai ini naik 38,34% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara rinci impor minyak goreng berasal dari lima negara utama. Terbesar dari negara tetangga Malaysia sebanyak 19,26 juta dan kemudian disusul dari negara Thailand sebanyak 16,5 juta kilogram. Selanjutnya impor berasal dari Australia dengan volume sebanyak 6 juta kg, serta dari Spanyol sebanyak 1,3 juta kg dan dari Italia sebanyak 1,29 juta kg," katanya.

Baca Juga: Produksi Kedelai Kian Turun, Impor Terus Naik, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Mengutip dari data yang beredar, Nevi mengatakan, pada Januari 2022 impor minyak goreng nabati tercatat sebanyak 4,42 juta kg. Jumlah ini naik 4,37% dibandingkan Januari 2021 sebanyak 4,23 juta kg, setara dengan US$ 8,2 juta atau naik 42,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pemerintah harus mengawasi distribusi kebutuhan bahan pokok seperti minyak goreng, sehingga tidak terjadi penimbunan yang bisa mengakibatkan lonjakan harga. Pada jangka panjang, Alternatif sumber pangan lokal harus mulai dibangun dengan mengupayakan substitusi. Sebab, Indonesia memiliki keanekaragaman komoditas pangan yang sejatinya bisa dimanfaatkan”, tutup Nevi Zuairina.***

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah