Saat Pandemi Covid-19, Provinsi Ini Malah Diuntungkan

- 17 Januari 2021, 11:22 WIB
FOTO ilustrasi aneka rempah-rempah. Di masa pandemi ini permintaan dunia akan rempah-rempah meningkat pesat sehingga membuka peluang ekspor bagi Indonesia.*
FOTO ilustrasi aneka rempah-rempah. Di masa pandemi ini permintaan dunia akan rempah-rempah meningkat pesat sehingga membuka peluang ekspor bagi Indonesia.* / Rudy /Pixabay

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 membuat berbagai sektor khususnya ekonomi mengalami masalah. Namun, di tengah perlambatan ekonomi dunia sebagai  dampak Covid-19 rupanya membuka ruang bagi ekspor komoditas hasil pertanian khususnya lada putih.

Adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang justru.memanfaatkan momentum sehingga ekspornya  meningkat. Bahkan,  pemerintah daerah menjadikan pendemi ini sebagai momentum kebangkitan rempah khas daerah itu di pasar dunia.

Setidaknya dalam dua bulan terakhir di tengah pendemi Covid-19, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengekspor 90 ton lada putih ke Jepang dan Amerika Serikat, 10.000 ton cangkang sawit ke Jepang dan 12 ton lidi nipah ke Nepal.

Baca Juga: Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia ke Tiongkok Mencapai Rp2,2 Triliun

Provinsi 'Laskar Pelangi' ini telah berkontribusi meningkatkan devisa negara, daerah dan perekonomian masyarakat di negeri serumpun sebalai itu.

Peningkatan ekspor hasil perkebunan dan produk UMKM ke berbagai negara tersebut membuat Pemprov Kepulauan Bangka Belitung bertekad akan mengembangkan komoditas porang, jahe merah, durian, nanas, manggis dan perikanan untuk memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri yang tinggi.

"Pendemi Covid-19 ini momentum kita lebih fokus untuk meningkatkan produksi, kualitas dan ekspor komoditas perkebunan," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, seperti disitat dari ANTARA, Minggu, 17 Januari 2021.

Baca Juga: Wakil Rakyat Bisa Jadi Jembatan untuk Dapat Bantuan Alat Mesin Pertanian

Ia mengatakan peningkatan ekspor komoditas perkebunan dan perikanan ini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam memenuhi target peningkatan ekspor tiga kali lipat (gratieks) pada 2024 yang telah dicanangkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

"Oleh karena itu, Pemprov Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya mendorong peningkatan ekspor melalui berbagai kebijakan dalam peningkatan produksi, nilai tambah dan berdaya saing di pasar dunia," katanya.

Selama ini, ekspor Bangka Belitung didominasi dari pertambangan bijih timah yang pada 2019 mencapai 80,19 persen. Artinya kondisi ekonomi akan rentan ketika harga timah turun, maka perekonomian masyarakat lesu.

Baca Juga: Akibat Menghantam Bak Penampung Air, Warga Komplek Bumi Harapan Cibiru Amankan Pencuri Minibus

"Kini kami lebih memfokuskan ekspor hasil perkebunan ini merupakan salah satu usaha kita agar kondisi ekonomi ketika ekspor dan harga timah dunia anjlok. Oleh karena itu, kita harus buat terobosan yang kuat, cepat, terarah, fokus dan muara ekspor produk nontimah," ujarnya.

Dalam meningkatkan stabilitas ekonomi di tengah pendemi Covid-19 ini, Pemprov Kepulauan Babel juga lebih meningkatkan jumlah KUMKM, komoditi pertanian, sampai kepada hilirisasi, dan perikanan.

"Jika masyarakat butuh bantuan berupa fisik bisa dibantu oleh pemerintah, namun jika butuh modal bisa diarahkan ke Kredit Usaha Rakyat (KUR)," katanya.

Baca Juga: Hati-hati, Penipuan Umrah Terjadi Lagi

Selain itu, meningkatkan infrastruktur pelabuhan agar ekspor komoditas perkebunan itu berskala besar dapat dilakukan langsung dari Bangka Belitung ke berbagai negara tujuan.

"Pengembangan pelabuhan ini tidak hanya untuk menggenjot ekspor, tetapi juga sebagai langkah pemerintah daerah wisata pesiar," kata Erzaldi.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x