Ekspor Fesyen Muslim dari Indonesia Kalah Dibandingkan Malaysia dan Turkey, Ternyata Ini Masalahnya

25 Juni 2023, 16:21 WIB
Keterangan Foto: MOON CHATERINE, Expert Fashion dari Netherland sedang memberikab coaching tentang sizing dan fiting di hadapan mahasiswa, alumni, dan para pengusaha fashion muslim lulusan Islamic Fashion Institute (IFI), Sabtu 24 Juni 203. Industri modest fashion sedang didorong pemerintah sejalan /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Ekspor fesyen muslim (modest fashion) Indonesia masih berada di bawah Malaysia dan Turkey.

Kondisi ini menjadi paradoks bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta dengan 47 persen warganya adalah muslim.

Hal itu disampaikan oleh Helma Gustiawan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) saat hadir mendampingi Maan Chaterine memberikan coaching fasyen di Islamic Fashion Institute (IFI) Bandung, Sabtu 24 Juni 2023.

 

Padahal lanjut Helma, Indonesia mencanangkan sebagai Produsen Pusat Halal Dunia pada 2024. "Untuk itu kita mendrive semua ekosistem yang berkaitan dengan ini. Kehadiran IFI menjadi akan sangat membantu karena IFI sebagai lembaga pendidikan yang nantinya justru dunia industri pun belajar ke IFI," ujarnya.

Ekosistem yang terus didorong untuk menguatkan Indonesia sebagai Produsen Pusat Halal Dunia antara lain adalah fesyen karena fesyen menurut Helma, termasuk penyumbang ekspor cukup tinggi.

Langkah yang dilakukan adalah menyiapkan para pengusaha dan konsumen untuk masuk industri strategis halal dan ekonomi syariah. Sudah ada 10 talent yang sekarang sudah menjadi binaan KNEKS.

Baca Juga: Wow Indahnya Gelaran Fesyen Tenun Nusantara: Menjaga Tradisi untuk Bumi Lestari

Selain itu, lanjut Helma adalah membangun ekosistem inkubator bisnis halal dan ekonomi syariah. Salah satunya adalah dengan langsung masuk ke jantung fesyen dunia dengan bekerjsama bersama PUM.

PUM adalah lembaga yang memberikan scale up dan pendampingan bisnis dari para ahli di bidangnya dari Belanda. Salah satunya adalah dengan mendatangkan Moon Chaterine, expert di bidang fesyen dari Netherland.

"Jadi PUM itu membantu pendampingan bisnis, manajemen, dan peningkatan pengetahuan khususnya kali ini di bidang fesyen,"ujar Agung Irianto dari PUM yang juga ikut hadir.

 

Selain pendampingan, PUM juga menjajaki kerjasama dengan para investor di Belanda untuk Indonesia, memberikan coaching, bahkan mengundang para pengusaha untuk dan ke Belanda.

Termasuk memberikan small funding untuk pengusaha-pengusaha yang posisinya sudah berada pada level tertentu.

"Sudah ada 78 pengusaha yang sudah berhasil di scale up, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kualitas bisnis mereka," ujarnya.

Sementara itu, Moon Chaterine memberikan coaching tentang sizing dan fiting kepada mahasiswa, alumni, dan para pengusaha fesyen muslim lulusan IFI.

 

Menurutnya, ukuran itu sangat penting karena bukan hanya ukuran tetapi akan menentukan kenyamanan dalam berpakaian.

Sizing dan fiting setiap bangsa berbeda-beda. Seorang fashion designer harus memahami karakter dan ciri khas setiap ukuran yang dipakai orang-orang di setiap negara ke mana mereka akan mengekspor produksinya. Sebab sizing dan fitung orang Asia tentu berbeda dengan orang Eropa.

"Struktur ergonomis tubuh ini sangat prinsip dan akan menentukan keberhasilan dalam meraih pasar," ujarnya.

Hani Haerani selaku Direktur IFI membenarkan hal tersebut. Persoalan ukuran di Indonesia, kata dia, masih belum tersandardisasi. Ukuran S, M, L, XL dst antara perancang satu dengan perancang lainnya belum sama.

Baca Juga: Majukan Industri Fesyen Vokasi lewat Implementasi Merdeka Belajar dan Kolaborasi Antarmitra

Sehingga ketika ada projek pengerjaan pesanan yang sifatnya mass produk dari luar, hasilnya bisa jadi berbeda-beda.

Untuk itu, lanjutnya, IFI bersama stakeholder fesyen lainnya telah membuat standardisasi ukuran tersebut. Draft nya sudah diserahkan ke tingkat kementrian sehingga tinggal menunggu keputusannya.

"Kita berharap dengan adanya standardisasi ini, industri fesyen muslim atau lebih dikenal dengan industri modest fashion ini akan dapat lebih berkembang dalam memenuhi kepusan konsumennya." *** 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler