Bangkitkan UMKM Lewat Literasi Digital dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

25 Mei 2022, 17:31 WIB
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pada Live Talk Show, Rabu 25 Mei 2022. /Handri/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Gerakan literasi digital diharapkan bisa menjadi daya ungkit masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bangkit di masa pemulihan ekonomi pascapandemi.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan, pandemi Covid 19 telah membuat sebagian besar pelaku usaha di hampir semua sektor nyaris gulung tikar, tapi tidak di kalangan UMKM.

Hal itu diperkuat dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas Presiden Jokowi 14 Mei 2022, sehingga UMKM kokoh menjadi tulang punggung ekonomi bangsa.

Baca Juga: Masih Lanjut! Terkait Kasus Binary Option Binomo, Masa Penahanan Indra Kenz Diperpanjang 3 Kali Akibat ini

Namun semua tak lepas dari perpindahan jalur ke perdagangan online sehingga UMKM agar bisa bertahan.

Perdagangan via online dipilih para pelaku UMKM semenjak pandemi terjadi.

Meski begitu, pelaku UMKM tetap dituntut untuk menumbuhkembangkan berbagai gagasan, hingga inovasi baru sebagai solusi di tengah persoalan akibat pandemi (social entrepreneurship).

Gerakan literasi digital yang digalang Perpustakaan Nasional akhir-akhir ini diharapkan bisa menembus segala lapisan masyarakat agar bisa terliterasi tanpa ada lagi hambatan yang berarti.

Baca Juga: Mau Tetap Bugar Ala Kiper Persib I Made Wirawan? Yuk Intip Caranya

Penguatan literasi harus diyakini dapat menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi.

“Bahan bacaan saat ini sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Artinya, merujuk kepada apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa terus produkti,” tutur Syarif Bando pada Live Talk Show, Rabu 25 Mei 2022.

Transformasi digital yang menjadi tagline utama tahun ini, mengarahkan kepada upaya Perpusnas untuk menyediakan konten-konten yang bisa diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja dan memudahkan siapa saja untuk mendapatkan ruang pembelajaran baru, memfasilitasi para konten kreator, dan mengumpulkan berbagai konten legal dari seluruh kementerian/lembaga yang bisa diakses masyarakat.

Perpustakaan sebagai sumber informasi bisa memiliki sebanyak mungkin data dan informasi yang bisa di-share secara legal kepada masyarakat.

Baca Juga: Pria Masuk Rumah Sakit Akibat Tiru Selebrasi Siuuu ala Cristiano Ronaldo Bintang Portugal di Piala Dunia 2022

"Saat ini perpustakaan harus bisa memberikan tutorial untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi," tambah Syarif Bando.

Syarif Bando menambahkan, literasi digital yang digalang Perpusnas tersebut adalah kebutuhan yang urgent.

Urgensinya bukan hanya sebagai pusat data dan informasi, namun juga bergerak maju mencapai lima tingkatan literasi.

Selain kemampuan baca, tulis dan hitung, gerakan literasi juga harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas.

Baca Juga: Tes IQ: Tantangan Ini Akan Menunjukan Seberapa Tinggi Tingkat Kejelian Matamu, Temukan Angka Tersembunyi!

Ia menambahkan, literasi juga harus mencapai tahapan memahami semua yang tersirat dan tersurat, lalu bisa melakukan inovasi pada produk yang sudah ada, lalu tiba pada level puncak yaitu literasi mampu membawa masyarakat sampai pada tingkatan bisa menciptakan barang dan jasa secara mandiri.

"Literasi digital ini sangat penting, karena di negara-negara maju, mereka sudah tidak lagi bicara kegemaran membaca dan akses kepada buku. Mereka sudah menciptakan teknologi baru yang mendunia," ungkapnya.

Menemani Kepala Perpusnas, hadir pula Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, yang selama ini menaruh keberpihakan dan perhatian yang tinggi dalam gerakan literasi dan budaya baca Indonesia.

Syaiful Huda menyebutkan bahwa media literasi akan selalu mengikuti zamannya.

Baca Juga: Pelatih Robert Albert akan Beri Tiga Pemain Persib Waktu Beristirahat, Siapa Saja?

Jika dulu, literasi menggunakan media kulit hewan hingga lempeng batu misalnya, zaman kemudian jauh membawa literasi dalam bentuk buku.
Kini, internet sudah menjadi kebutuhan wajib masyarakat. Maka, gerakan literasi haruslah ada didalamnya, agar perpustakaan selalu relevan dimata publik. Salah satunya adalah literasi melalui audio.

"Perpusnas sudah melakukan ini sejak lama. Dengan digitalisasi konten, bahkan mendorong perluasan jejaringnya ke seluruh unit perpustakaan daerah-daerah," kata Syaiful Huda.

Mendukung pentingnya gerakan literasi digital ini, Syaiful Huda yang mewakili lembaga legislatif DPR RI, memberi dukungan yang serius bagi usaha Perpusnas dalam usaha mencerdaskan anak bangsa ini.

Syaiful Huda menginginkan gerakan literasi sebagai usaha kolaboratif lintas sektor, termasuk kementerian dan lembaga dari pusat sampai desa.

Baca Juga: Dukung Karim Benzema Bintang Piala Dunia 2022 Qatar Raih Ballon d’Or, Legenda Brazil Ronaldo Nazario Dikritik

Pihaknya juga selama ini selalu mengafirmasi agar Perpusnas mendapatkan porsi budgeting yang memadai, untuk melaksanakan mandatori Presiden terkait penyiapan SDM Indonesia unggul.

"Kami sering mengetuk pintu, termasuk ke Kementerian Keuangan untuk membantu. Gerakan literasi ini bukanlah gerakan istant, tapi ini jangka panjang. Apalagi, literasi saat ini bukan hanya sekedar membaca dan mengambil inspirasinya, tapi sudah harus menciptakan sesuatu," katanya.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler