Waduh! Indonesia Jadi Importir Bawang Putih Terbesar di Dunia, Tahun Depan Harus Kurangi

27 Desember 2021, 11:07 WIB
Evaluasi Tahun 2021, Indonesia Masih Impor Bawang Putih dari China 507 Ribu Ton, Tahun Depan Harus Kurangi /Ilustrasi Pixabay/

JURNAL SOREANG- Ketua Brigade Pembela Keadilan, Andi Akmal Pasluddin, meminta pemerintah melalui Kementerian Pertanian agar Indonesia dapat mengurangi impor bawang putih yang tiap tahun mencapi 507 ribu ton per Tahun.

Besaran angka impor bawang putih pada outlook Bawang putih 2020 menjadikan Indonesia sebagai negara importir bawang putih terbesar di dunia.

"Saya sangat menyayangkan belum ada perubahan situasi impor bawang putih dalam negeri dimana tiap tahun kita tinggi sekali angka impornya dari China. 99 persen kita yang ambil, sisanya dari India, Taiwan, Amerika Serikat, dan Mesir yang angkanya hanya ratusan hingga maksimal 2 ribu ton,"  ungkap Akmal, Senin 27 Desember 2021.

Baca Juga: Banyak Manfaatnya, Berikut Khasiat Bawang Putih Bagi Kesehatan Menurut Zaidul Akbar

Dia  mengatakan, program-program pemerintah di Kementerian Pertanian sudah sangat mendukung kinerja pemerintah terutama dukungan anggran.

Melalui direktorat Jendera Hortikultura, setidaknya sebanyak Rp 1,14 triliun telah di alokasikan tahun 2021 melalui APBN. Namun ia mengakui bahwa pemotongan anggaran akibat refocusing akibat pandemi menjadikan APBN Kementan menurun lebih separo sejak tahun 2015.

Meski demikian, Akmal sangat menyayangkan, sejak enam tahun lalu, China sebagai produsen dan eksportir bawang putih terbesar di dunia, secara konsisten mengirimkan bawang putih ke Indonesia dalam jumlah yang sangat besar.

Baca Juga: Bawang Putih di Konsumsi Sebelum Tidur, Rasakan Manfaatnya yang Sungguh Luar Biasa

Pada 2015, bawang putih asal China sebesar 482 ribu ton, 2016 sebesar 445 ribu ton, 2017 sebesar 550 ribu ton, 2018 sebesar 585 ribu ton, dan 2019 sebesar 472 ribu ton.

Bahkan yang terjadi selama ini, besarnya impor bawang putih menyebabkan komoditas ini selalu mengalami defisit neraca perdagangan dari 1996.

"Saya minta secara khusus kepada pemerintah melalui Kementerian Pertanian, setidaknya ada upaya mengurangi besaran importasi bawang putih di negara kita. Kegiatan dan program kementan di direktorat jenderal Horti mesti ada sukses storynya untuk menekan angka importasi bawang putih yang memang komoditas ini tidak banyak di tanam di Indonesia seimbang dengan kebutuhan rakyat Indonesia yang sangat banyak.", tutur Akmal.

Baca Juga: Ingin Bisa Swasembada Pangan? Harus Dimulai dari Membangun Hal Ini di Sentra Produksi

Wakil rakyat asal Sulawesi Selatan II ini menyarankan, agar ada bimbingan dan program yang menyasar langsung para petani bawang putih baik bantuan pembinaan, bibit, alsintan dan lain sebagainya.

"Kami siap terjun langsung mendampingi pemerintah sekaligus menjalankan fungsi pengawasaanya. Para importir harus berperan untuk kontribusi mendorong luasan areal tanam sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya," ujarnya.

Akmal  berharap tahun depan ada perbaikan. Tingginya angka import bawang putih tahun 2021.

Baca Juga: Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Pangan Daerah yang Kena Bencana, Jangan Sampai Korban Susah Cari Makan

"Saat ini dengan perizinan impor yang tertuang dalam Permendag No. 20/2021, para importir memprediksi
Bawang putih berpotensi mengalami kelangkaan tahun 2022," katanya.

Pemerintah melalui kementan harus menjawab tantangan ini sehingga import menurun.

"Di lain pihak kebutuhan masyarakat akan ketersedian bawang putih terpenuhi dengan harga yang wajar dan terjangkau," kata  Andi Akmal Pasluddin.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler