UMKM Serap 97 Persen Tenaga Kerja, tapi Nasibnya Kurang Diperhatikan, DPR: Segera Digitalisasi UMKM

23 Agustus 2021, 08:37 WIB
Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina (depan tengah) pada pelatihan vokasional UMKM sektor fashion yang di selenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM /FPKS/

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi VI DPR RI, Hj. Nevi Zuairina pada pelatihan vokasional Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM(  sektor fashion yang di selenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM menyampaikan agar para pelaku UMKM dapat segera Go Digital.

Menurut Nevi, kecepatan penyebaran informasi saat ini menjadi kunci utama dalam hampir setiap bisnis yang ada.

"Untuk itu, pemerintah mesti masuk secara intensif dalam pendampingan sehingga percepatan adaptasi perkembangan teknologi dapat cepat terealisasi," kata Nevi, Minggu, 22 Agustus 2021.

Nevi menjabarkan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM per Mei 2021, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.

"Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi," ujarnya.

Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada, apalagi di tengah pandemi seperti saat sekarang ini.

"Dampak pandemi mendorong shifting pola konsumsi barang dan jasa dari offline ke online. Terlihat dengan adanya kenaikan trafik internet berkisar 15-20%," katanya.

Hal ini menjadi momentum untuk mengakselerasi transformasi digital UMKM. "Potensi digital ekonomi Indonesia juga masih terbuka lebar dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia dan penetrasi internet yang telah menjangkau 196,7 juta orang," urai Nevi.

Politisi PKS ini menambahkan, Indonesia merupakan negara yang plural. Wilayah negeri ini sangat luas serta banyaknya kepulauan menimbulkan banyaknya suku dan budaya di dalamnya.

"Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragamaIslam, maka potensi pasar busana muslim akan besar sekali. Kombinasi penerapan teknologi pada sistem pemasaran dan memenuhi kebutuhan sesuai keinginan pasar, pelaku UMKM mesti mampu melakukan riset pasar yang tepat sehingga ada progress kemajuan usaha yang dicapai dalam kurun waktu tertentu," katanya.

Legislator asal Sumatera Barat II ini menerangkan, sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional, sektor UMKM harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya.

"Hal ini sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan elemen lainnya. Sehingga semua pihak harus mampu memberikan prioritas perhatian dalam urusan UMKM ini," katanya.

Salah satunya adalah perhatian kepada UMKM yang bergerak di bidang fashion muslim ini.

"Semoga pelatihan ini bermanfaat besar bagi para pelaku UMKM bidang fashion, dan setelah ini para peserta pelatihan mesti gerak cepat untuk segera mentransformasikan budaya marketing konvensionalnya kepada integrasi digital melalui berbagai kanal atau platform e-commerce," katanya.

 Nevi berharap para pelaku usaha mampu dengan cepat membaca keinginan para konsumen yang luas ini.

"UMKM mampu beradaptasi memberikan yang terbaik tanpa keluar dari nilai-nilai prinsip budaya bangsa kita dalam berpenampilan," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler