Mantul, Pergunu Latih Guru Honorer Jadi Penjahit agar Kesejahteraan Naik, Diklat Pakai Dana Pribadi

23 Juni 2021, 16:30 WIB
Kondisi kesejahteraan guru honorer yang minim pendapatannyabberupaya dibantu dengan ikut pelatihan menjahit dengan dana dan fasilitas pribadi milik Ketua Pergunu Kota Bandung di daerah Cibiru. /PERGUNU KOTA BANDUNG/

JURNAL SOREANG- Organisasi guru seperti Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) bisa jadi jembatan untuk mulai  mewujudkan perlindungan profesi dan kesejahteraan bagi guru.

Rendahnya kesejahteraan guru ini sangat terasa khususnya guru guru honorer sebab  masih banyak guru yang hanya dapat honorarium Rp 500 ribu per bulan.

"Seharusnya pemerintah hadir dan menyelesaikan permasalahan kesejahteraan guru dewasa ini, namun kami juga faham kemampuan pemerintah terbatas sehingga kami mulai bergerak,"  kata Ketua Pergunu Kota Bandung, Enjang Sunandar, saat dihubungi, Rabu, 23 Juni 2021.

Baca Juga: Organisasi Guru Ini Meluncurkan PERGUNU Jabad Award 2021, Diharapkan Mendorong Lahirnya Organisasi Penggerak

Dia mencontohkan,  di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, seharusnya pemerintah memasukan guru-guru honoerer ke program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dengan biaya iuran ditanggung oleh pemerintah.

"Karena tak punya BPJS Kesehatan sehingga guru tiap periksa ke klinik harus bayar sebab masuk kategori  pasien umum. Untuk kebutuhan sehari-hari saja susah apalagi membayar iuran bulanan BPJS Kesehatan," katanya.

Sementara di bidang kesejahteraan, kata Enjang, maka pemerintah harus hadir dan membuat standarisasi gaji honorer.

Baca Juga: Kesejahteraan Belum Baik Sebab Banyak Guru Digaji Rp 500 Ribu, Pergunu Bekali Guru dengan Wirausaha

"Selama ini honorarium guru ditentukan sepenuhnya oleh yayasan dan sekolah dengan besaran beragam. Kalau yayasan dan sekolahnya baik hati ya memberikan honor yang lumayan, tapi kalau yayasannya kurang memperhatikan guru akan berdampak kepada penghasilan guru. Tapi rata-rata dihitung per jam mengajarnya," katanya.

Namun, Pergunu Kota Bandung pantas diberi acungan jempol karena berupaya memperhatikan nasib guru honorer yang masih belum sejahtera.

"Caranya para guru honorer diberi pelatihan gratis Diklat keterampilan menjahit. Untuk  tempat,  peralatan, dan bahan uji coba, maka saya dan istri yang menyediakan," ujarnya.

Baca Juga: Top, Asosiasi Guru ini Berjuang agar Kesejahteraan Guru Meningkat di Masa Pandemi

Di ruang tamu rumah Enjang kini disulap menjadi tempat pelatihan menjahit para guru untuk memberikan bekal keterampilan menjahit agar guru-guru  bisa mandiri dan  berwirausaha.

"Diklat menjahit ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Pergunu. Pelatihan juga diikuti warga yang menjadi jemaah pengajian yang saya bina," ujarnya.

Enjang dan beberapa ibu yBg pintar menjahit menyisihkan sebagian uang dan waktunya untuk mulai menggelar  pelatihan menjahit  sejak Mei 2021 lalu.

"Kalau  menjahit sebagai usaha sendiri sudah  berlangsung sejak tahun 2000. Ada beberapa  pelatih untuk Diklat ini yakni Ibu Empat Fatimah , Ibu Nunung Sa’diah, dan Ibu Imas Suangsih dari Pengururs pengajian Karamah Uswah  Hasanah, Cibiru, Kota Bandung)," ujarnya.

Baca Juga: Rekrutmen Sejuta PPPK Guru Dapat Jadi Solusi Perlindungan Kerja dan Kesejahteraan Guru, Ini Alasan Kemendikbud

Enjang mengakui pelatihan yang sudah berlangsung selama dua bulan ini didanai secara  mandiri baik dirinya maupun sang dan istri.

"Alhamdulillah saya dan istri bisa menyisihkan uang dari menabung setiap bulan  maupun  menyisihkan  hasil upah menjahit istri yakni Empat Fatimah  sejak  tahun   2000," ujarnya.

 Selain itu, Enjang juga terbantu dengan adanya program  BPUM (Bantuan  Pelaku Usaha Mikro) dari pemerintah sebesar Rp1,2 juta.

"Sedangkan mesin jahit untuk pelatihan  didapat dari membeli dana saya dan istri dan dua mesin jahit dari bantuan  Kementrian Koperasi dan UKM," ujarnya.

Baca Juga: Kegiatan Pijar Terangi Jalan Menuju Bandung Agamis, Mang Oded: Insya Allah Meraih Kesejahteraan Dunia Akhira

Saat ini jumlah peserta pelatihan menjahit  sebanyak 20  orang  guru honorer dan ibu-ibu  jemaah pengajian.

"Untuk lokasi pelatihan di  Kp.Jati RT 05/06 No.60 Kelurahan Pasirbiru Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Silakan bagi para guru honorer yang ingin menambah ketrampilan dan kesejahteraannya bisa ikut pelatihan menjahit gratis ini," ujarnya.

Enjang menambahkan, saat para peserta sedang dilatih   membuat  seprei dan sarung kasur, sarung bantal, dan cindera mata.

Baca Juga: IRMA Jabar Terima Penghargaan YouTube, Dakwah Digital IRMA Patahkan Mitos

"Hal yang kami perlukan adalah bantuan dan perhatian dari pemerintah baik Pemkot Bandung, Pemprov Jabar maupun pusat agar kami bisa menerima lebih banyak lagi peserta pelatihan menjahit ini. Tentu saja harus didukung dengan tambahan penyediaan mesin jahit maupun pembelian bahan praktik maupun sekadar memberikan uang lelah kepada para pelatih," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler