Atep, Tani, Ternak dan Sepak Bola

Sam
- 14 Oktober 2020, 06:34 WIB
Cawabup Bandung paslon nomor urut 2, Atep (kedua dari kiri) berbincang dengan salah seorang petani muda saat blusukan di Pangalengan. 13 Oktober 2020. / Istimewa.
Cawabup Bandung paslon nomor urut 2, Atep (kedua dari kiri) berbincang dengan salah seorang petani muda saat blusukan di Pangalengan. 13 Oktober 2020. / Istimewa. /

Melihat kondisi sekarang yang menurutnya serba timpang, terlebih di dunia pertanian, Atep pun merasa terpanggil guna memperbaiki nasib petani dan peternak yang dianggapnya masih dipandang sebelah mata.

"Saya melihat, kedua sektor ini harus mendapatkan perhatian lebih dari berbagai kalangan. Kita lihat sekarang, banyak petani atau peternak seolah kurang mendapatkan perhatian, sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran profesi yang berujung pada alih fungsi lahan, karena bertani atau beternak dianggap kurang menjanjikan, padahal mempunyai potensi yang bagus." kata Atep.

Baca Juga: Ditahan Swiss 3-3, Jerman Gagal Goyahkan Spanyol di Puncak Klasemen UEFA Nations Leagues 2020-2021

Atep pun tidak menampik bahwa sejumlah permasalahan yang ada di masyarakat petani dan peternak, yaitu terkait masalah seputar harga pupuk dan harga komoditi pertanian yang masih timpang, disamping masalah konflik lahan dan yang lainnya. Terlebih di masa pandemi seperti ini.

"Pada intinya, harus ada kolaborasi dan inovasi yang berkesinambungan antara masyarakat dengan pemerintah terhadap semua bentuk permasalahan yang ada. Jangan sampai ada batas pemisah diantara keduanya." jelas Atep.

Selama berdialog, Cawabup Bandung dari Paslon nomor urut 2 ini, semakin memahami terhadap sekelumit permasalahan yang ada. Dengan demikian, ia pun akan menyikapi hal itu dengan sejumlah langkah sebagai solusi dari permasalahan tersebut, diantaranya menciptakan kolaborasi dengan berbagai pihak dengan melibatkan kalangan generasi muda milenial.

Baca Juga: Sesuai Prediksi, Inilah 4 Varian iPhone 12 yang Resmi Diluncurkan Rabu 14 Oktober 2020 Dinihari WIB.

Sehingga ada keselarasan antara pemerintah dengan petani dan peternak, supaya tidak sepi peminat. 

"Petani atau peternak harapannya begini, tapi kebijakan pemerintahnya lain, ya pasti gak bakal nyambung dan gak singkron." katanya.

"Sekarang saja harga pupuk mahal, tapi hasil komoditi pertaniannya sangat murah, ini tentunya merugikan petani. Maka dari itulah perlu semacam modifikasi untuk stabilisasi harga pertanian. Jangan sampai nantinya regenerasi petani sepi peminat." imbuhnya.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah