Sebab, kata Uka Suska, secara geografis Indonesia terletak dan berada di kawasan Ring of Fire atau "Cincin Api" Pasifik dan berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.
"Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Uka Suska, upaya kesiapsiagaan bencana merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengahadapi bencana dan menanggulangi risiko bencana.
"Ditambah lagi bencana sering terjadi tanpa peringatan. Tak hanya itu, dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci penting untuk keselamatan," katanya.
BPBD juga berusaha untuk mengenalkan drop, cover, hold on, adalah 3 metode perlindungan darurat diri sendiri ketika mengalami gempa bumi. Tujuannya, untuk sesegera mungkin melindungi tubuh saat terjadi gempa bumi.
Mulai dari drop berlutut untuk melindungi kepala, jatuhkan badan, jongkok, berlutut, agar tidak terbentur benda-benda yang menggantung dan bergoyang saat goncangan gempa bumi.
"Cover berlindung, segera cari media perlindungan diri, seperti ke arah meja lebar agar bisa melindungi kepala dan punggung dari benda-benda tajam yang berjatuhan. Hold on bertahan, pegang kaki meja dengan kuat agar badan terlindungi sampai goncangan berhenti," jelasnya.
Lebih lanjut Uka Suska mengatakan, masyarakat bisa memantau informasi yang ada di aplikasi Info BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) terkait dengan kebencanaan. Mulai dari informasi gempa bumi, tsunami, kualitas udara dan prakiraan cuaca.