Selain memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui elemen kelompok masyarakat maupun komunitas, KPU juga harus mencari metode sosialisasi lainya yang bisa menyentuh lebih banyak masyarakat.
"Ya, bisa saja melalui pagelaran-pagelaran seni di berbagai tempat, memaksimalkan platform media sosial, media cetak dan online, media elektronik," harapnya.
Bahkan, tambah Risdal, KPU juga harus lebih banyak memberikan sosialisasi kepada pemilih pemula usia SMA/SMK dan Mahasiswa.
"Ini kan bisa dilakukan dengan mengadakan kunjungan sosialisasi ke banyak sekolah dan kampus. Karena, pemilih pemula tentu belum tahu bagaimana mekanismenya memilih nanti," katanya.
Hal tersebut sangat perlu dilakukan KPU, meski konsekuensinya akan terbentur dengan membengkaknya biaya sosialisasi. Tapi, akan seimbang dengan hasil yang diinginkan.
"Pasti, anggaran sosialisasi akan membengkak. Ya, KPU juga selain bisa meminta tambahan dana hibah ke pemkab, atau berkolaborasi dengan OPD seperti Diskominfo misalnya yang memang mempunyai anggaran sosialisasi kegiatan- kegiatan kepemerintahan," tegasnya.
Lebih lanjut Risdal mengatakan, ada hal yang tak kalah penting, KPU bisa lebih banyak memanfaatkan banyaknya media baik cetak dan online untuk secara kontinyu dan berkala memuat informasi terkait kepemiluan.
"Ya haruslah, maksimalisasi potensi media, baik cetak/online dan elektronik sebagai penyampai informasi terbaru terkait proses tahapan penyelenggaraan pemilu," pungkasnya.***