Ternyata Tafsir Al Quran dengan Bahasa Sunda Memiliki Banyak Kelebihan, Ini Penuturan Prof Jajang

- 10 Desember 2022, 11:06 WIB
Prof. Dr. Jajang A. Rohmana, M.Ag., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Tafsir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar
Prof. Dr. Jajang A. Rohmana, M.Ag., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Tafsir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Prof. Dr. Jajang A. Rohmana, M.Ag., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Tafsir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar yang digelar secara luring dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis 8 Desember 2022.

Dalam orasi ilmiahnya bertajuk "Menyampaikan Pesan Al-Qur’an Melalui Bahasa Sunda: Tafsir Al-Qur’an di Jawa Barat", Prof Jajang menegaskan penggunaan ragam bahasa loma (kurang hormat, kasar) tampak pada kata manéh (kamu), daék sujud (mau bersujud), dan maréntah Aing (Aku perintahkan).

"Hal ini  menunjukkan rendahnya kedudukan dan ketidakhormatannya terhadap Iblis dibanding kepada Allah," kata Jajang.

Baca Juga: Anak Petani Kecil dan Pengembala Ini Dikukuhkan Jadi Guru Besar Sejarah Peradaban Islam UIN Bandung

Sebaliknya, ketika Iblis menjawab, maka ragam bahasa pun berubah menjadi ragam hormat (abdi/saya, ngadamel Gusti/Engkau menciptakan).

"Iblis sebagai makhluk tetap harus memiliki rasa hormat terhadap Allah, meski Allah  pada dasarnya tidak menyukai Iblis," katanya.

Penafsiran Al Quran dengan  Bahasa Sunda memainkan peran sangat penting dalam memilih ungkapan ragam bahasa yang tepat dalam menafsir teks ayat.

Baca Juga: Top Bgt! UIN Sunan Gunung Djati Kembali Raih Rekor Dunia MURI, Rekor Apa Kali Ini?

"Karenanya, dibanding tafsir non-Sunda yang kebanyakan tidak mengenal tingkatan bahasa, penggunaannya dalam tafsir menjadi salah satu bentuk kreatifitas dalam memelihara kearifan budayanya," katanya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x