Oleh karena itu, kata Eyang, dengan terbentuknya suatu komunitas seperti forum pemuda Pacira bisa memberikan perlawanan atas ketidak transparan tersebut.
"Untuk menjaga kelestarian kawasan Bandung Selatan, mari bersama menata dan bertanya kepada pemerintah agar menunjukan berapa lahan yang digunakan masyarakat, berapa yang digunakan kelompok yang memiliki otoritas atas lahan tersebut," jelasnya.
Sebab, lanjut Eyang, kalau dilihat dari regulasi tersebut, warga sekitar lahan PTPN atau perhutani hanya menjadi penonton sejati, tidak bisa memberikan sumbangsih dalam regulasi.
"Maka dari itu, saya mengajak kepada generasi muda kabupaten Bandung khususnya kawasan Bandung Selatan untuk mengawal dan mengawasi maraknya peralihan lahan tersebut," tegasnya.
Eyang Memet menegaskan, dengan kebersamaan semua pihak, bisa meminimalisir rasa khawatir kerusakan lingkungan dampak ada peralihan lahan perhutani dan PTPN menjadi destinasi wisata.
"Tanpa persatuan dan kekompakan, bulsit bisa menjaga kerusakan lingkungan dampak dari program peralihan lahan PTPN dan Perhutani menjadi lokasi destinasi wisata," pungkasnya.***