Pasca Prosesi Pelantikan dan Serah Terima Jabatan, Begini Isi Pidato Pertama Bupati Bandung Dadang Supriatna

- 26 April 2021, 23:24 WIB
BUPATI Bandung, Dadang Supriatna didampingi Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan menyampaikan pidato pertamanya sesaat setelah serah terima jabatan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin 26 April 2021.
BUPATI Bandung, Dadang Supriatna didampingi Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan menyampaikan pidato pertamanya sesaat setelah serah terima jabatan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin 26 April 2021. /ADE MAMAD/ PIKIRAN RAKYAT/

Dalam spirit urang sunda, kepemimpinan model ini termaktub dalam pribahasa, ngumawula ka wayahna, teu adigung kamagungan, teu paya diagreng agreng, atau menyatu manunggal dengan rakyat, tidak tinggi hati dan tidak suka dimanjakan dengan kemewahan.

Ke depan tidak boleh lagi ada antrean rakyat yang mengurus dokumen-dokumen administratif. Prinsip miindung ka waktu mibapa ka jaman, juga dapat diartikan bahwa kita harus bisa mengadaptasi semua jenis perkembangan teknologi untuk menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Program digitalisasi pelayanan publik akan dilakukan sebagai prioritas agar tidak ada lagi antrian dan kesulitan rakyat dalam mengurus dokumen-dokumen administratif.

Ke depan tidak boleh lagi ada, istilah sindiran pada Kabupaten Bandung sebagai Bandung Coret, seolah Kabupaten Bandung identik dengan keterbelakangan. Bersama-sama akan kita buat gelombang perubahan besar di Kabupaten Bandung menjadi kota yang maju dan sejahtera. Akan kita bangun penanda-penanda kota, taman dan jalan, sekolah, rumah sakit dan fasilitas pelayanan publik yang membanggakan, tanpa melupakan identitas kita sebagai urang Sunda.

Balik ka Bandung sekali lagi adalah kembali ke akar budaya dan identitas kita sebagai urang Sunda, yang terkenal dengan filosofi silih asah silih asih silih asuh. Sareundeuk saigel sabobot sapihanean, sabata sarimbagan.

Baca Juga: Jelang Pelantikan, Dadang Supriatna Bupati Bandung Terpilih Kunjungi Kapolda Jabar

Sebagai pemimpin, krisis adalah test of leadership, ujian bagi kepemimpinan. Doktrin ajaran sunda tentang kepemimpinan termaktub dalam pribahasa sederhana yaitu “kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mufakat ka balarea.”

Pemimpin harus patuh pada hukum, berbakti pada negara dan melibatkan warga dalam setiap pengambilan keptusannya. Hal ini dalam Islam tercantum dalam prinsip “tasorroful imam ala ro’iyyah manuthun bil maslahah” keputusan pemimpin harus senantiasa berlandaskan pada kemaslahatan rakyatnya.

Bagi masyarakat, krisis adalah test of humanity, atau ujian kemanusiaan. Dalam spirit budaya kita, tidak ada hal lain yang paling tepat untuk dilakukan sekarang kecuali paheuyeuk heuyeuk leungeun paantay antay panangan, bergandengan tangan, bergotong royong dan welas asih. Menampilkan diri sebagai pribadi yang bermanfaat dan membantu sesama. Berkolaborasi dalam membangun kabupaten yang kita cintai ini.

Baca Juga: Tidak Tunjukan Surat Hasil Swab Antigen, Satlantas Polresta Bandung Putar Balik 395 Kendaraan dari luar kota

Hayu urang balik KaBandung, mengembalikan marwah dan kehormatan Kabupaten Bandung sebagai daerah asal mula berkembangnya kawasan Bandung Raya. Hayu urang Balik Ka Bandung, kembali pada jati diri urang Sunda sebagai manusia yang terhormat dan berkarakter. Hayu urang Balik KaBandung. Bersama-sama melakukan gelombang besar perubahan untuk terciptanya Kabupaten Bandung yang BEDAS! Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah