Begini Konsep Kang DS dan Pakar Guna Atasi Banjir di Kabupaten Bandung

Sam
- 27 Desember 2020, 17:58 WIB
Banjir yang melanda Desa Haur Pugur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu 16 Desember 2020 lalu.
Banjir yang melanda Desa Haur Pugur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu 16 Desember 2020 lalu. /Sam /Jurnal Soreang

Diketahui, banjir di seluruh cekungan Bandung Selatan mencapai 5.250 hektare, dengan konsep ini akan tersisa 590 ha di Kecamatan Majalaya.

Menurutnya, sisa banjir di Majalaya akan selesai jika dibuatkan danau buatan di Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, sebagai penampung luapan air Sungai Citarum.

Baca Juga: DPR RI : Pemerintah Jangan Anggap Remeh Varian Baru Virus Corona

Sementara itu, Konsultan teknik sipil dari ITB, Rachmad Mekaniawan, menjelaskan pengendalian banjir di Bandung Selatan bisa dituntaskan melalui konsep solusi banjir tengah kota dengan dibuat terowongan seperti Stormwater Management and Road Tunnel (Smart Tunnels) yang diterapkan di Kuala Lumpur Malaysia.

Sedangkan sebagai Alternatif ke dua, menurut Rachmad, seperti yang diterapkan di Tokyo, Jepang, yakni dengan cara membuat fasilitas pengendalian banjir bawah tanah dengan konsep Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel atau G-Cans.

“Hanya saja Bandung lebih smart karena tidak pakai pompa, yaitu dengan mengandalkan gravitasi dan open channel. Jadi, akan jauh lebih murah biayanya juga,” kata Rachmad.

Baca Juga: Hijaukan Objek Wisata Tangga Seribu, Bupati Bandung Dadang Naser: Warga Hulu dan Hilir Harus Sinergi

Banjir Bandung Selatan, kata Rachmad, tidak bisa selesai kalau elevasi Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Citarum di Dayeuhkolot mencapai lebih 659 meter dari permukaan laut.

“Dengan konsep saya, air itu tidak akan lebih dari 658 mdpl. Jadi elevasi di Dayeuhkolot harus ditekan." paparnya.

Ia pun menambahkan, jika selama banjir Dayeuhkolot tidak dituntaskan, maka wilayah di sisi timur pun akan tetap bermasalah.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x