Aa Nukkeu : 28 PAC Gerindra Alihkan Dukungan Ke Paslon Lain, Itu Bukti Konflik Bukan Hoax!

10 Oktober 2020, 18:21 WIB
Suasana Rapat Pengurus Cabang Organisasi Sayap Partai Gerindra, Satria Kabuapten Bandung Sabtu 10 Oktober 2020. /Handri/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Kader dan Organisasi sayap Partai Gerindra Kabupaten Bandung mengaku miris dengan perpecahan yang terjadi di tubuh partai tersebut. Hal itu dikhawatirkan akan berimbas pada semakin menurunnya kekuatan partai besutan Prabowo Subianto itu di pemilihan umum legislatif 2024.

Sebagai kader, Ketua Pengurus Cabang Satria Kabupaten Bandung Nukkeu Nugraha mengatakan, isu terkait 28 pengurus anak cabang (PAC) Partai Gerindra Kabupaten Bandung yang mengalihkan dukungan ke pasangan calon (paslon) di luar yang diusung oleh partai, merupakan puncak dari perpecahan tersebut. "Itu adalah salah satu bukti konflik yang terjadi akibat ketidakpuasan dari kepemimpinan Yayat Hidayat selaku Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bandung saat ini," ujar yang akrab disapa Aa Nukkeu itu, saat ditemui Sabtu 10 Oktober 2020.

Nukke mengaku tahu persis bahwa perbedaan pendapat antara 28 PAC dengan DPC Gerindra Kabupaten Bandung itu benar adanya, karena mereka sampai saat ia pun masih berkomunikasi intensif dengan mereka. Ia pun menyayangkan pernyataan Yayat yang menyebutkan bahwa hal itu sebuah berita bohong (hoax).

Baca Juga: Seorang Ustaz Ubah Lahan Tandus Jadi Kebun Sayuran Organik

"Hoax itu adalah ketika media memberitakan pernyataan dari seseorang, tetapi setelah diklarifikasi orang tersebut tidak mengakui pernah berbicara seperti itu. Namun ini memang benar bahwa 28 PAC itu menyatakan dukungan ke paslon lain. Kalau seorang Ketua DPC bilang itu hoax, itu adalah kebodohan sebagai pembelaan," tutur Nukkeu.

Terlepas dari masalah dukung-mendukung dalam Pilkada, Nukkeu menegakan bahwa hal itu jelas menunjukan adanya konflik di tubuh DPC Gerindra Kabupaten Bandung. Ia pun melansir bahwa konflik itu sebenarnya terjadi sudah sejak lama, namun selama ini para kader dan pengurus PAC masih bersabar terus menahan diri.

"Saya bangga dengan 28 PAC yang bersabar diri begitu lama. Namun ketika mereka mempertanyakan masalah mekanisme penjaringan calon bupati dan wakil bupati untuk Pilkada Kabupaten Bandung 2020, itu adalah hak mereka," kata Nukkeu.

Baca Juga: Tujuh Tanaman yang Memiliki Nama Aneh

Nukkeu berharap, pengurus DPC dan PAC Gerindra Kabupaten Bandung yang lain, tidak lantas langsung menghakimi para 28 PAC yang berbeda pendapat tersebut. Namun hal itu harus disadari sebagai bukti adanya konflik yang justru harus segera dicarikan solusinya agar Partai Gerindra Kabupaten Bandung tetap solid dan kuat.

Hal itu tak lepas dari kondisi saat ini yang membuat kaderisasi di semua partai tidak lagi mudah. "Apalagi untuk membentuk mereka sampai militan," ucapnya.

Nukke pun menyayangkan pernyataan Yayat yang menyebutkan bahwa 28 PAC yang mendeklarasikan dukungan ke paslon lain itu hanya "Mantan Gerindra", karena sudah dipecat dari jabatannya sebagai ketua dan pengurus PAC. Padahal sekalipun jabatannya dicopot, status kader dan jiwa mereka masih ada di Gerindra.

Baca Juga: Tingkat Gangguan Kejiwaan Meningkatkan, Begini Solusi Pemprov Jabar

Jika semua kader yang tidak sependapat dengan Ketua DPC lantas dipecat dan diklaim bukan lagi bagian dari Gerindra, Nukkeu menilai hal itu akan berujung pada kemerosotan partai tersebut di masa depan. Apalagi ia melansir bahwa sebagian kader yang dipecat adalah kader militan dan bahkan ada juga salah seorang pendiri Gerindra di Kabupaten Bandung.

Kemerosotan, kata Nukkeu, juga sudah terlihat pada Pileg 2019 lalu di mana Gerindra Kabupaten Bandung tetap mendapatkan 7 kursi di DPRD Kabupaten Bandung. Padahal posisi Gerindra sebagai pengusung Prabowo-Sandi, seharusnya bisa mendongkrak raihan kursi tersebut.

"Di daerah lain hal itu terbukti bisa meningkatkan jumlah raihan kursi, bahkan ada yang naik dari 5 menjadi 11 kursi. Mungkin hanya Kabupaten Bandung yang tidak mengalami peningkatan dan itu sama saja dengan nol prestasi," kata Nukkeu.

Baca Juga: Untuk Masuk Obyek Wisata Ini Harus Bayar sampai Rp 1 Juta

Dengan dipecatnya kader-kader militan saat ini, Nukkeu yakin kondisi akan semakin memburuk jika tidak segera diselesaikan. Bukan tidak mungkin, Gerindra akan mengalami penurunan kursi di DPRD Kabupaten Bandung pada Pileg 2024 mendatang.

Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mendelegasikan kepada Sekretaris DPC, Praniko ketika dimintai komentar terkait hal itu. Meskipun sempat bisa dihubungi, Praniko sendiri belum memberikan komentarnya.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler