Baca Juga: Jadwal MRT Diperpanjang Demi Konser SMTOWN 2023 di Gelora Bung Karno
Tetapi disisi lain ada positifnya yaitu sebagai wadah untuk marketing sebuah brand dan menciptakan peluang creator baru.
Negara USA dan China sampai saat ini ada perang dingin terutama dari segi teknologi bahkan USA menilai tiktok sebagai senjata bahkan China berusaha meyakinkan USA untuk melibatkan orang USA untuk mengawasi tiktok yang disampaikan pelopor tiktok melalui “Project Texas”.
Tetapi disisi lain, Indonesia menerima perkembangan TikTok karena menganggap negara tidak ada masalah geopolitik layaknya USA. Tetapi, semua berubah ketika tiktok membuat tiktok shop.
Adanya TikTok shop membuat e commerce mengalami keterpurukan. Saat ini TikTok lagi banyak promo murah dan mengancam membunuh UMKM yang saat ini lagi marak.
Ini disebut dengan “Predatory Pricing”, yaitu seller yang memiliki brand terutama brand internasional melakukan banting harga. Hal ini membuat UMKM yang budgetnya sedikit tidak mampu menyaingi pasar.
Alasan kedua yaitu creator centric, alasan ini membuat para influencer siapapun itu bisa jago bicara dan jualan produk ke orang lain.
Alasan ketiga karena fresh dan pergerakan sangat cepat sehingga produk cepat masuk dan bisa dijual.
Hal ini mengkhawatirkan apabila ada barang yang belum BPOM atau perizinan dijual secara bebas. Dampaknya perlindungan konsumen dinilai lemah.