Baca Juga: Kapan Malam Rebo Wekasan 2023? Simak Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan
Langkah ini dianggap sebagai upaya dari TikTok untuk memajukan kinerja penjualan di platform TikTok Shop yang saat ini masih dirasa kurang diminati.
Apalagi jika melihat pada data TikTok Shop di Amerika Serikat pada tahun ini, mereka menghadapi potensi kerugian mencapai lebih dari $500 juta.
Besar kerugian tersebut mencerminkan investasi signifikan perusahaan dalam hal perekrutan, pengembangan infrastruktur pengiriman, serta subsidi bagi pedagang yang memberikan diskon dan pengiriman gratis kepada konsumen.
Walaupun demikian, TikTok Shop sebenarnya telah sukses di wilayah Asia Tenggara, di mana layanan ini telah aktif sejak tahun 2021.
Di kawasan tersebut, volume penjualan harian TikTok Shop mencapai angka antara $50 juta hingga $60 juta. Namun, perusahaan berharap dapat meningkatkan angka ini menjadi sekitar $90 juta menjelang akhir tahun.
Secara keseluruhan, langkah TikTok untuk melarang tautan ke situs e-commerce luar merupakan strategi berisiko yang bertujuan untuk mendorong pengguna agar lebih aktif berbelanja melalui TikTok Shop.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang waktu pelaksanaan larangan ini, dampaknya kemungkinan akan membentuk pola belanja baru di dalam ekosistem TikTok. ***