JURNAL SOREANG - Pesawat ASO S buatan negeri tirai bambu China kembali luncurkan pesawat luar angkasa baru.
Dengan teknologi mutakhirnya pesawat ASO S di buat untuk mengamati matahari selama 24 jam penuh.
Pesawat ASO S lepas landas di atas roket Long March 2D pada Minggu, 9 Oktober 2922 dari Pusat Peluncuran Satelit Jiquan di Mongolia Dalam.
Dikutip antaranews, Pesawat ASO S ini dirancang untuk beroperasi selama empat tahun.
Pesawat ini dijuluki Kuafu-1 oleh rakyat China yang artinya ia seperti raksasa yang mencoba mengejar Matahari dalam mitologi China.
Tugas dari ASO S yaitu untuk memantau dan fokus pada pengamatan siklus Matahari.
Baca Juga: Sedang Stres? Coba Konsumsi 5 Makanan Ini yang Mampu Bantu Redakan Stres
Selain itu, pesawat luar angkasa tersebut juga membantu para peneliti meningkatkan prediksi cuaca di luar angkasa.
Pada awalnya misi ini digagas pada tahun 1976 dengan nama ASTRON-1 namun adanya krisis dana maka dibatalkan.
Kemudian, dengan ditetapkannya program prioritas ilmu luar angkasa dari Chinese Academy of Science (CAS) pada 2011 maka rencana untuk observatorium Matahari ditinjau kembali.
Selanjutnya, perakitan konstruksi ASO S tuntas pada Agustus 2022 sehingga dapat diluncurkan.
Pesawat ASO S ini seberat 859 kilogram menggunakan tiga instrumen guna mempelajari medan magnet matahari, semburan matahari, dan lontaran massa korona (CME).
Yakni semburan besar plasma super panas yang meluncur menjauh dari matahari dengan kecepatan jutaan mil per jam.
Suar matahari sering dikaitkan dengan CME dan keduanya dapat memengaruhi aktivitas di Bumi.
CME yang kuat, dapat menelurkan badai geomagnetik yang bisa mengganggu jaringan listrik, komunikasi radio, dan navigasi GPS. CME juga dapat meningkatkan aurora.
Pesawat ruang angkasa juga akan mempelajari bagaimana energi diangkut melalui berbagai lapisan atmosfer matahari.
Baca Juga: Pengacara Rizky Billar Sentil Lesti Kejora karena Pamit Umroh Hanya Lewat WA, Begini Katanya!
Aerta bagaimana evolusi suar dan CME dipengaruhi oleh medan magnet matahari.
Selain dirancang untuk beroperasi selama empat tahun, ASO S juga akan menghasilkan sekitar 500 gigabyte data setiap hari dari pengamatannya terhadap Matahari.
Selain China, NASA juga pernah meluncurkan Parker Solar Probe yang dirancang khusus untuk menerima panas dan radiasi matahari yang ekstrem.
Baca Juga: 5 Karakter Dalam Serial Boruto yang Akan Melampaui Kekuatan Pendahulunya Bahkan Orang Tuanya
Pesawat luar angkasa ASO S diharapkan dapat membuat 24 lintasan di dekat Matahari selama misi tujuh tahun, yang dijadwalkan selesai pada pertengahan 2025.***