BeeVi, Toilet Bermesin Penghasil Mata Uang Digital, Begini Cara Kerjanya

Sam
- 16 Juli 2021, 16:52 WIB
Ilustrasi buang air besar (BAB). Korea Selatan tengah ramai mengampanyekan buang tinja di toilet berbuah mata uang digital bernama toilet BeeVi, ciptaan Cho Jae Weon.
Ilustrasi buang air besar (BAB). Korea Selatan tengah ramai mengampanyekan buang tinja di toilet berbuah mata uang digital bernama toilet BeeVi, ciptaan Cho Jae Weon. /Pixabay/

JURNAL SOREANG - Di era yang serba digitalisasi saat ini, memicu penduduk dunia berlomba-lomba untuk berinovasi dengan menciptakan berbagai macam teknologi.

Terlebih dalam menciptakan teknologi terapan yang ramah lingkungan, sebagai wujud memelihara bumi dari kerusakan, bahkan teknologi terapan yang berasal dari kotoran sekalipun.

Baru baru ini, di sebuah universitas di Korea Selatan tengah ramai mengampanyekan buang hajat di toilet untuk pengembangan teknologi mereka.

Baca Juga: Main PUBG Mobile di Rangkaian Event Summer Rich dan Best Partner, Dapat Voucher Pulsa Begini Caranya

Usut punya usut sebagaimana dilansir dari Voaindonesia.com, bahwa tinja dari setiap orang di universitas tersebut nantinya akan diolah menjadi sumber energi listrik yang ramah lingkungan, serta mata uang digital yang bisa dipergunakan untuk membeli kopi atau kebutuhan yang mudah terjangkau lainnya.

Seperti diketahui, idealnya, kotoran manusia maupun binatang identik dengan dijadikan menjadi pupuk kandang atau kompos bahkan ada yang dijadikan sumber energi seperti bio gas.

Namun, di negara yang terkenal dengan K-Pop dan drakor itu, berinisiatif untuk merubah tinja atau kotoran menjadi Sumber listrik dan mata uang digital, kok bisa?

Baca Juga: Mantul, Mahasiswa Indonesia Raih Lulusan Terbaik 'Institute Gold Medal Master of Digital Society' India

Adalah Toilet BeeVi, sebuah nama untuk toilet yang berfungsi sebagai sumber energi listrik terbarukan sekaligus mesin pencetak mata uang digital.

Toilet BeeVi di buat oleh seorang profesor Tehnik Perkotaan dan Lingkungan di Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) bernama Cho Jae Weon.

BeeVi sendiri merupakan gabungan dari kata lebah dan penglihatan.

Baca Juga: 5 Situs Freelance Terbaik, Bisnis Online Bekerja dari Rumah Tanpa Modal

Adapun cara kerjanya yakni menggunakan pompa vakum untuk mengirim tinja ke tangki bawah tanah yang berfungsi mengurangi penggunaan air.

Di sana, mikroorganisme memecah limbah menjadi metana, yang menjadi sumber, memasok gas untuk kompor gas, pemanas air, dan sel bahan bakar oksida padat.

Pakar lingkungan itu pun menerangkan bahwa rata-rata orang buang tinja sekitar 500 gram sehari, yang dapat diubah menjadi 50 liter gas metana yang menghasilkan listrik berkekuatan 0,5Kwh.

Baca Juga: Bagaimana Cara Ibu Positif Covid-19 Berikan ASI untuk Bayi? Ini Panduannya

Bila digunakan untuk bahan bakar kendaraan, cukup untuk berkendara sejauh sekitar 1,2 km.

Selain itu, Cho Jae Weon pun telah merancang mata uang virtual yang disebut Ggool, dimana setiap orang yang menggunakan toilet ramah lingkungan mendapatkan 10 Ggool sehari.

Mahasiswa dapat menggunakan mata uang tersebut untuk membeli barang-barang di kampus, mulai dari kopi, mi instan, buah-buahan, dan buku.

Baca Juga: Benarkah Susu Beruang Bisa Lawan Covid-19? Berikut Perbandingan Bear Brand dengan Susu Merek Lainnya

Para siswa dapat mengambil produk yang mereka inginkan di toko dan memindai kode QR untuk membayar dengan Ggool.***

Editor: Sam

Sumber: VOA Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x