ASN Kemendikbudristek Pun Dilatih untuk Bisa Melawan Hoaks, Begini Caranya

31 Maret 2024, 07:39 WIB
Ilustrasi Hoaks. ASN Kemendikbudristek Pun Dilatih untuk Bisa Melawan Hoaks. ANTARA/net/pri (net) /

JURNAL SOREANG - Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso, mengatakan hampir 80% dari jumlah penduduk Indonesia telah menggunakan internet.

Setelah dicermati, jumlah tersebut seharusnya dapat menjadi potential market apabila ruang digital tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Oleh karena itu, kemampuan literasi digital menjadi penting untuk memanfaatkan peluang tersebut, khususnya penyelenggaraan tugas dan fungsi sektor pemerintahan.

 

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa pelatihan LDSP akan membekali ASN Kemendikbudristek melawan kegiatan negatif di dunia digital dengan membuat konten positif untuk menanggulanginya.

"Selain itu, untuk mendukung fungsi dan tugas Kemendikbudristek, pelatihan ini akan membantu ASN dalam pemanfaatan teknologi informasi pelayanan masyarakat supaya terselenggara dengan efektif, efisien, dan transparan,” ujar Slamet.

Pada pelaksanaan Webinar sesi pertama yang dimulai pada Senin, 25 Maret 2024, pelatihan LDSP menghadirkan lima narasumber dengan materi berbeda-beda.

Baca Juga: Apakah Biaya Haji Indonesia Paling Mahal di Asia Tenggara? Ini Jawaban Biar Tak Terjebak Hoaks

Lima narasumber yang memaparkan materi pada sesi pertama yaitu Partono Rudianto, menyampaikan materi tentang Kecakapan Digital; Yudho Giri Sucahyo, membawakan materi Keamanan Digital; Ibrahim Sidik, menyampaikan materi tentang Etika Digital; Cornelia Istiani, membawakan materi tentang Budaya Digital; dan Fatah Yassin, menyampaikan materi tentang Digitalisasi Manajemen Karir ASN di lingkungan Kemendikbudristek.

Dalam webinar tersebut, Partono Rudianto, mengatakan kecakapan digital merupakan ketrampilan individu dalam menemukan, mengevaluasi, dan menulis informasi yang jelas melalui tulisan dan bentuk lainnya di berbagai platform digital.

Menurutnya, praktik baik ASN dalam Kecakapan Digital salah satunya adalah kemampuan kolaborasi melalui teknologi digital untuk akselerasi kinerja.

 

“Cakap Digital memacu kita untuk memberikan hasil optimal terhadap seluruh informasi yang diterima atau diserap. Jadilah ASN yang Cakap Digital dan membangun Indonesia dengan pola pikir digital,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Yudho Giri Sucahyo mengingatkan pentingnya Literasi Digital bagi ASN, khususnya Kemendikbudristek yang menaungi sektor pendidikan.

Kemenkominfo sudah menerbitkan visi Indonesia Digital tahun 2045 sekaligus menjadi peta jalan pengembangan digital sampai tahun 2025.

“Tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara internet terbesar kelima di dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita saat ini untuk menyiapkan talenta-talenta masa depan yang melek digital untuk menjadi pelaku digital pada era emas tersebut,” ujar Yudho.

Baca Juga: Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu 2024, Berikut Penegasan Anggota KPU RI

Selanjutnya, Ibrahim Sidik, mengajak para peserta webinar untuk kembali memperhatikan Etika Digital dalam kehidupan sehari-hari. Ibrahim menilai, keberadaan ASN harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam berperilaku di ruang digital.

“Etika digital pada dasarnya dilakukan untuk membuat nyaman penggunanya di ruang digital. Sebagai ASN, media sosial bukan sesuatu yang harus dihindari, namun bisa dimanfaatkan untuk melahirkan konten positif, edukatif, dan inspiratif bagi masyarakat Indonesia,” ucap Ibrahim.

Terkait Budaya Digital, Cornelia Istiani menilai bahwa Budaya Digital harus dimulai dari diri sendiri dengan memilih satu nilai yang ditularkan di kehidupan digital dengan berbasis Pancasila. Kemampuan lain dalam mengembangkan Budaya Digital lainnya adalah meregulasi diri supaya berpartisipasi aktif pada kehidupan digital dalam rangka mewujudkan kewargaan yang berbudaya.***

 

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler