Tiktok Akan Larang Tautan Dari E-Commerce Lain Demi Maksimalkan TikTok Shop

24 Agustus 2023, 13:28 WIB
Ilustrasi logo tiktok./ Unsplash /

JURNAL SOREANG - TikTok dikabarkan akan mengambil langkah baru dengan melarang tautan menuju situs e-commerce luar, sesuai dengan laporan terbaru dari The Information.

Rencana tersebut dianggap sebagai strategi perusahaan untuk mendorong pengguna agar lebih banyak berbelanja melalui TikTok Shop jika mereka berencana membeli barang yang ditemukan di dalam aplikasi.

Langkah larangan tautan e-commerce eksternal ini akan memiliki dampak pada para pembuat konten sehingga mereka tidak bisa dengan bebas membagikan tautan dari e-commerce luar.

Baca Juga: Nasib Lukaku Semakin Tidak Jelas di Chelsea, Tidak Diinginkan Pelatih dan Belum Ada Klub Lain yang Menawar

Sebelumnya, mereka dapat mempromosikan produk-produk tertentu yang mereka tawarkan di etalase situs e-commerce mereka, dan jika produk tersebut terjual melalui tautan yang mereka bagikan, pembuat konten akan mendapatkan komisi. Namun, dengan perubahan ini, peluang tersebut akan sirna.

Walaupun belum diketahui kapan tepatnya larangan ini akan diberlakukan, konsekuensinya akan berarti pengguna TikTok hanya dapat membeli barang yang dipromosikan oleh pembuat konten melalui TikTok Shop.

Saat ini TikTok Shop menawarkan beberapa tautan yang memungkinkan pengguna untuk langsung membeli produk dari video, dan beberapa pembuat konten bahkan telah memasang etalase TikTok Shop di profil mereka.

Adapun jika peraturan terbaru berhasil terlaksana, maka kedepannya TikTok Shop akan menjadi satu-satunya cara untuk menghubungkan produk dengan proses pembelian di dalam aplikasi.

Baca Juga: Kapan Malam Rebo Wekasan 2023? Simak Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan

Langkah ini dianggap sebagai upaya dari TikTok untuk memajukan kinerja penjualan di platform TikTok Shop yang saat ini masih dirasa kurang diminati.

Apalagi jika melihat pada data TikTok Shop di Amerika Serikat pada tahun ini, mereka menghadapi potensi kerugian mencapai lebih dari $500 juta.

Besar kerugian tersebut mencerminkan investasi signifikan perusahaan dalam hal perekrutan, pengembangan infrastruktur pengiriman, serta subsidi bagi pedagang yang memberikan diskon dan pengiriman gratis kepada konsumen.

Walaupun demikian, TikTok Shop sebenarnya telah sukses di wilayah Asia Tenggara, di mana layanan ini telah aktif sejak tahun 2021.

Baca Juga: Bingung Cara Pilih produk Trading di MIFX? Ini Langkahnya, Lengkap dengan Tutorial Gunakan Referensi Signal

Di kawasan tersebut, volume penjualan harian TikTok Shop mencapai angka antara $50 juta hingga $60 juta. Namun, perusahaan berharap dapat meningkatkan angka ini menjadi sekitar $90 juta menjelang akhir tahun.

Secara keseluruhan, langkah TikTok untuk melarang tautan ke situs e-commerce luar merupakan strategi berisiko yang bertujuan untuk mendorong pengguna agar lebih aktif berbelanja melalui TikTok Shop.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang waktu pelaksanaan larangan ini, dampaknya kemungkinan akan membentuk pola belanja baru di dalam ekosistem TikTok. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Techcrunch

Tags

Terkini

Terpopuler