Semua fenomena alam yang tidak biasa ini dalam ramalan Jayabaya dirangkum singkat dengan kata akeh udan salah mongso, banyak hujan di musim yang salah, keseimbangan alam semesta sudah mulai terganggu.
2. Resesi ekonomi
Untuk urusan ekonomi, dalam ramalannya, Jayabaya mensiratkan dan tersurat seperti ini, wong nggolek pangan, koyo gabah diinteri.
Ini mungkin bisa diartikan bahwa di tahun 2023 nanti, orang akan kelabakan ke sana ke mari untuk bisa hidup dan mencari penghidupannya ibarat seperti beras ketika di goncangkan dalam tampah.
Satu lagi ramalan Jayabaya yang mungkin bisa menggambarkan bagaimana perekonomian di tahun 2023 bisa terjadi, dalam ramalannya Jayabaya menulis pasar ilang kumandhang.
Pasar di sini mungkin bisa diartikan tidak hanya berbicara tentang pasar secara fisik tetapi juga tentang pasar digital. Kalau saja pasar sudah kehilangan kumandhang atau gema suaranya tentu akan dipahami dan mungkin juga bisa diartikan tidak ada aktivitas ataupun sepi dari transaksi jual beli secara fisik.
Bisa juga diartikan sepinya pasar mungkin karena orang lebih merasa aman dengan lebih mengutamakan memegang uang cash. Mereka mungkin akan menyetop segala aktivitas belanjanya terhadap keperluan yang bukan merupakan kebutuhan pokoknya.
Satu lagi ramalan Jayabaya lainnya yang mungkin terkait urusan perekonomian yaitu akeh wong nyekel bandha, nanging uripe sengsoro.
Ini mungkin bisa diartikan, bagaimana mungkin orang akan sengsara jika hidupnya bergelimang uang dan harta kecuali uang dan hartanya itu tidak bisa dipergunakan untuk membeli sesuatu atau tidak ada yang bisa dibelinya.