Guru Sambut baik Belajar Tatap Muka, Ini Permintaannya

- 22 November 2020, 10:13 WIB
Sejumlah siswa mengikuti simulasi belajar tatap muka di SMP Negeri 7 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (16/11/2020). Berdasarkan surat pernyataan orang tua dan persetujuan guru, Pemerintah Kota Banjarmasin melakukan simulasi belajar tatap muka pertama sejak pandemi COVID-19, selama dua minggu di empat sekolah menengah pertama (SMP) di mana lokasi sekolah berada di zona hijau berdasarkan penilaian Gugus Tugas dengan jumlah siswa terbatas serta wajib mematuhi protokol Kesehatan COVID-19. ANTA
Sejumlah siswa mengikuti simulasi belajar tatap muka di SMP Negeri 7 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (16/11/2020). Berdasarkan surat pernyataan orang tua dan persetujuan guru, Pemerintah Kota Banjarmasin melakukan simulasi belajar tatap muka pertama sejak pandemi COVID-19, selama dua minggu di empat sekolah menengah pertama (SMP) di mana lokasi sekolah berada di zona hijau berdasarkan penilaian Gugus Tugas dengan jumlah siswa terbatas serta wajib mematuhi protokol Kesehatan COVID-19. ANTA /BAYU PRATAMA S/ANTARA FOTO

JURNAL SOREANG- Guru menyambut baik pemerintah sudah membolehkan adany pembelajaran tatap muka di kelas. 

Namun para guru juga meminta agar keselamatan guru dan tenaga kependidikan serta para siswa juga menjadi perhatian semua pihak.

"Kami menyambut baik diizinkannya kembali pembelajaran tatap muka oleh pemerintah pusat melalui SKB empat menteri yang akan dimulai pada Januari 2021. Apalagi para guru dan siswa juga merasa jenuh belajar secara daring," kata guru honorer SMAN 1 Bandung, Rifa Anggyana,saat dihubungi, Minggu, 22 November 2020.

Baca Juga: Perguruan Tinggi juga Diperbolehkan Kuliah Tatap Muka

Hanya, para guru meminta agar ada upaya menyiapkan skema pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 secara matang.

“Memang berdasarkan survei pasti akan lebih banyak orang tua siswa yang menghendaki belajar lagi secara tatap muka, dan sedikit yang masih khawatir pandemi. Namun keselamatan guru, siswa dan pihak lain yang terlibat juga harus diutamakan," ujarnya.

Berkaca kepada banyaknya kasus positif Covid-19 di pesantren setelah melakukan belajar tatap muka, Rifa menyatakan harus ada tes cepat (rapid rest) dulu kepada semua guru dan tenaga kependidikan sebelum tatap muka dimulai.

Baca Juga: Langkah Kodam Jaya Menurunkan Spanduk Bergambar Rizieq Shihab, Diamini Polda Metro Jaya

"Lebih ideal semua siswa diikutkan dalam rapid test dengan biaya pemerintah. Namun minimal guru dan tenaga kependidikan dulu," katanya.

Selain itu, guru dan tenaga kependidikan yang berusia di atas 50 tahun atau mereka memiliki penyakit bawaan/komorbid juga sebaiknya tak mengajar tatap muka. Termasuk siswa yang memiliki komorbid juga harus tetap daring.

"Karena mereka rentan terkena paparan virus apalagi daya tubuhnya juga berkurang. Tentu saja kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 adalah hal utama," ujarnya.

Baca Juga: Pimpin Lagi Top Skorer, Son Heung-min Juga Bawa Tottenham ke Puncak Klasemen Liga Premier Inggris

Penegakan disiplin 3M ini termasuk sanksi atau punishment jika ada yang melanggar.
"Aturan lain soal pengisian kelas yang maksimal 50 persen, belajar pakai shift dan lama belajar yang harus dibatasi. Harus ada juga pengaturan agar murid tidak berkerumun dan pertemuan siswa antara shift pertama dengan shift kedua," katanya.

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah