Ia juga mengungkapkan, sebagaimana penyelenggaraan Festival Kurikulum Merdeka di tahun sebelumnya, Potret Cerita Kurikulum Merdeka merupakan salah satu agenda paling ditunggu-tunggu dan banyak diikuti.
Menurut Aswin, upaya untuk memperlihatkan keragaman proses belajar yang menyenangkan melalui agenda ini akan menjadi sebuah kebanggaan bagi guru, orang tua murid, dan murid, dan atmosfer inilah yang ingin dibentuk bersama-sama.
Dalam artian, dengan memperlihatkan sekaligus menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai milik bersama dengan berupaya untuk saling bergotong-royong memberikan pengayaan dan penguatan dalam penerapannya.
Potret Cerita Kurikulum Merdeka akan memperlihatkan pada ekosistem pendidikan kita betapa sudah banyak cara atau metode yang dilakukan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
"Ini juga akan menjadi bagian dari refleksi untuk memperkuat implementasinya di masa mendatang. Semakin beragam potret implementasi, semakin banyak keunikan pembelajaran diperlihatkan berbagai daerah, kemungkinan-kemungkinan untuk menghadirkan pembelajaran menyenangkan akan lebih banyak,” tegas Aswin.
Selain itu, Aswin mengatakan secara teknis masa perpanjangan Potret Cerita Kurikulum Merdeka tidak mengubah teknis pendaftaran dan pengiriman materi. Ia menjelaskan kategori peserta tetap terdiri dari tiga kategori, yaitu pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, dan peserta didik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2021-2022, 2022-2023 dan 2023-2024.
“Secara teknis tidak ada perubahan. Masa perpanjangan ini sebagai bentuk apresiasi kita pada mereka yang ingin ikut serta bergotong-royong memperlihatkan keragaman implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah dilaksanakan,” terang Aswin sembari menambahkan bahwa masing-masing kategori peserta sudah ditentukan temanya.